• News

Lima Belas Orang Tewas dan Lebih 100 Hilang akibat Tanah Longsor di Uganda Timur

Yati Maulana | Jum'at, 29/11/2024 22:05 WIB
Lima Belas Orang Tewas dan Lebih 100 Hilang akibat Tanah Longsor di Uganda Timur Anggota tim Palang Merah Uganda bekerja bersama pemerintah dan warga setelah tanah longsor di Distrik Bulambuli, Uganda, 28 November 2024. Handout via REUTERS

KAMPALA - Lima belas orang tewas dan sedikitnya 100 orang lainnya hilang setelah tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat mengubur puluhan rumah di beberapa desa di Uganda timur, kata kantor perdana menteri dan polisi pada hari Kamis.

Tanah longsor terjadi pada hari Rabu di distrik Bulambuli, sekitar 300 km (190 mil) di timur ibu kota Kampala.

Setidaknya 40 rumah tangga terkubur seluruhnya, kata Palang Merah Uganda dalam sebuah pernyataan, sementara yang lainnya rusak sebagian.

"Kami mencatat 15 orang tewas dan dikhawatirkan masih banyak lagi jenazah yang terkubur," kata Charles Odongtho, juru bicara Kantor Perdana Menteri (OPM) yang bekerja di luar negeri untuk tanggap bencana. Ia menambahkan bahwa lebih dari 100 orang masih hilang di delapan desa.

"Kami terkejut bahwa ini sangat menghancurkan," kata Odongtho. Ia mengatakan semua jembatan di daerah itu telah tersapu dan jalan-jalan terendam air.

Polisi mengatakan bahwa 113 orang hilang dan jalan yang tidak dapat dilalui menghalangi kendaraan, termasuk ambulans, untuk melakukan operasi penyelamatan. Uganda telah dilanda hujan lebat yang tidak biasa sejak Oktober yang telah memicu banjir dan tanah longsor yang meluas di beberapa daerah.

Pada hari Selasa, hujan deras menyebabkan Sungai Nil, cabang utama yang mengalir melalui Uganda, meluap dan membanjiri jalan raya yang menghubungkan Kampala dengan wilayah barat laut negara itu, menurut Otoritas Jalan Raya Nasional Uganda dan polisi.

Hutan dan tutupan vegetasi lain di lereng gunung Uganda telah ditebang untuk dijadikan lahan pertanian, sehingga meningkatkan risiko tanah longsor.

Daerah tempat tanah longsor terjadi adalah pegunungan dan telah mengalami bencana serupa di masa lalu, termasuk longsor pada tahun 2010 yang menewaskan sedikitnya 80 orang.