JAKARTA - Dunia sepak bola khususnya di Indonesia selalu diramaikan oleh semangat dan antusiasme para pendukungnya. Namun, tahukah kamu bahwa ada beberapa momen kelam yang menjadi noda dalam sejarah olahraga sepak bola di Indonesia.
Berikut ini empat peristiwa berdarah yang pernah terjadi dalam sepak bola Indonesia:
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022 setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya. Kekalahan Arema memicu kericuhan yang melibatkan suporter dan aparat keamanan.
Gas air mata yang ditembakkan di area tribun menyebabkan kepanikan, sehingga banyak suporter terjebak dan terinjak-injak saat mencoba keluar dari stadion. Insiden ini bahkan menjadi salah satu tragedi sepakbola terburuk dalam sejarah dunia.
Pada 23 September 2018, Haringga Sirla, seorang suporter Persija Jakarta, tewas dikeroyok oleh kelompok pendukung Persib Bandung di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api. Peristiwa ini terjadi jelang pertandingan antara Persib Bandung dan Persija Jakarta. Insiden ini mencoreng wajah sepakbola Indonesia dan menjadi sorotan nasional mengenai fanatisme berlebihan di antara suporter.
Tragedi ini terjadi pada 8 Oktober 2012, ketika suporter Persebaya Surabaya (Bonek) bentrok dengan suporter Persela Lamongan (LA Mania) di Lamongan. Peristiwa ini dipicu oleh provokasi dan perseteruan lama antara kedua kelompok suporter. Tiga orang tewas akibat bentrokan ini, dan sejumlah kendaraan rusak parah.
Pada 19 November 2006, bentrokan terjadi antara pendukung Persik Kediri dan Arema Malang di Stadion Brawijaya. Ketegangan memuncak setelah pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 1-1. Suporter dari kedua belah pihak saling serang, dan aparat keamanan mengalami kesulitan mengendalikan situasi. Meskipun tidak ada korban jiwa, puluhan orang terluka dalam insiden ini.