Jakarta, katakini.com Pemerintah telah mencanangkan prevalensi stunting sebagai prioritas nasional ditekan serendah-rendahnya dengan target 14% pada tahun 2024. Diketahui, salah satu faktor yang menyebabkan kekerdilan atau stunting yakni kurangnya konsumsi gizi zinc (Zn) yang terjadi di masyarakat, utamanya pada anak-anak.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyatakan, penanggulangan kekurangan gizi Zn yang berakibat stunting antara lain dengan suplementasi, fortifikasi, dan biofortifikasi yaitu perakitan varietas yang memiliki kandungan gizi target khususnya Zn yang tinggi, sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan.
Saat ini Kementerian Pertanian (Kementan) telah menghasilkan varietas unggul baru (VUB) padi biofortifikasi Inpari IR Nutri Zinc sebagai salah satu sumber pangan dengan kandungan gizi zinc 6 persen lebih tinggi daripada varietas padi Ciherang.
"Oleh karena itu, diharapkan Inpari IR Nutri Zinc dapat berperan mengatasi kekurangan gizi Zn yang banyak terjadi di Indonesia. Inpari IR Nutri Zinc sebagai produk biofortifikasi menjadi salah satu komponen dalam program prioritas nasional untuk mengatasi stunting," kata Suwandi di Jakarta, Selasa (3/11).
Berdasarkan data deskriptif yang dikeluarkan melalui Keputusan Menteri Pertanian 2019, kandungan Zn pada varietas ini adalah 34,51 ppm. Sedangkan varietas lain seperti Ciherang hanya mengandung 24,06 ppm. Varietas ini juga tahan hama dengan umur tanaman padi 115 hari dan potensi produktivitas rata-rata 6,21 ton per hektare.
"Pendekatan dan implementasi di lapangan menggunakan teknologi pertanian 4.0, benih unggul, konsep korporasi dan usaha tani terpadu merupakan upaya Kementerian Pertanian dalam memperkuat ketahanan pangan nasional," terang Suwandi.
Lebih jauh Suwandi menjelaskan pada 2020, Kementan telah menanam seluas 10.000 hektar (ha) yang tersebar di sembilan provinsi yaitu Provinsi Riau seluas 212 hektare, Lampung seluas 1.600 hektare, Jawa Barat seluas 2.500 hektare, Jawa Tengah seluas 2.378 hektare, Kalimantan Barat seluas 960 hektare, Nusa Tenggara Barat seluas 1.300 hektare, Gorontalo seluas 400 hektare, Maluku seluas 450 hektare dan Papua seluas 200 hektare.
"Pada tahun 2021 Kementan akan memperluas penanaman padi biofortifikasi ini seluas 50.000 dan meningkat terus tiap tahun hingga 200.000 ha pada tahun 2024," ucapnya.
Benih varietas Inpari IR Nutri Zinc, sebut Suwandi, telah tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia. Yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Kementerian Pertanian akan memproduksi benih Inpari IR Nutri Zinc untuk mempercepat diseminasi dan adopsi tersebut di setiap propinsi. Produksi benih tersebut sekaligus merupakan demplot pengenalan varietas kepada stake holders di tiap propinsinya,"ujarnya.
Lebih lanjut, Suwandi mengatakan Kementan membutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk para produsen benih, perguruan tinggi dan penggilingan padi dan instansi pemerintah di berbagai sektor baik di pusat maupun daerah untuk mempercepat penyebaran dan pemanfaatan padi kaya Zn ini dalam mengatasi Stunting.
Pemanfaatn varietas Inpari IR Nutri Zinc ini pada gilirannya diharapkan dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas sumberdaya manusianya.
"Dengan kualitas sumberdaya yang unggul, diharapkan bonus demografi yang akan datang dapat bermanfaat optimal untuk mewujudkan Indonesia emas di masa depan," tandas Suwandi.
Sebelumnya pada berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (Syahrul) mengajak seluruh lapisan masyarakat agar melakukan gerakan bercocok tanam untuk menurunkan angka stunting pada daerah rentan rawan pangan. Terdapat 17 provinsi dan terdiri atas 267 kabupaten di 900 kecamatan yang masuk daerah rawan pangan.
"Selama ini masyarakat mengkonsumsi beras tanpa memperhatikan kelengkapan gizi. Dengan adanya Padi Inpari IR Nutri Zinc akan menjadi salah satu sumber pangan dengan kandungan zinc 6 persen lebih tinggi daripada Ciherang. Saya harus jamin di daerah rentan itu tidak stunting. Inovasi dan pengembangan benih padi nutrisi tinggi anti stunting Inpari IR-Nutri Zinc ini salah satu terobosannya," ujar Syahrul
Syahrul Kementan terus mengkonsolidasikan berbagai terobosan inovasi dan teknologi untuk terus memperkuat ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi dan menghasilkan komoditas pangan khususnya mengatasi stunting.
"Ke depan kita tidak menutup kemungkinan ekspor. Apalagi peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional menjadi yang terdepan, terutama di era pandemi COVID-19," ucapnya.