JAKARTA - Kelompok Wanita Tani (KWT) melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) Anggrek Desa Bantimurung Kecamatan Bone-bone Kabupaten Luwu Utara, berhasil memasarkan produknya, yakni Kripik India hingga ke beberapa daerah.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, wanita harus jadi prioner dalam menggerakkan kaum perempuan di setiap daerah untuk membangun sektor pertanian.
"Wanita memegang peran penting dalam upaya peningkatkan perekonomian masyarakat dan pendapatan rumah tangga, terutama memperkuat sektor pertanian menghadapi tantangan global," kata Mentan Syahrul.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembanga Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, pertanian saat ini harus berorientasi keuntungan, harus ada bisnis di dalamnya.
"Pemberdayaan wanita tani bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan. Semua ujungnya adalah untuk peningkatan kesejahteraan petani," ujarnya.
Kripik yang dihasilkan KWT dalam sehari mencapai 250 bingkisan mulai dari ukuran kecil, sedang sampai dengan ukuran besar ini dipasarkan mulai dari Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Kota Makassar hingga ke Provinsi Sulawesi Tenggara.
Penanggung Jawab Produksi KUB, Hasmiati mengatakan, awalnya produknya hanya dipasarkan di wilayah Desa Bantimurung Kecamatan Bone-bone Kabupaten Luwu Utara saja. Namun berkat pendampingan yang dilakukan oleh Fasilitator Desa di wilayah itu, KWT berhasil memikat konsumen hingga keluar daerah.
"Awalnya, pada bulan pertama, kami mencoba memasarkan kripik dari rumah ke rumah dan warung-warung sekitaran Kecamatan Bone-bone sesuai arahan bapak Fasilitator Desa," tutur Hasmiati.
"Masuk bulan kedua hasil kerja sama antar pengurus KWT Anggrek dengan Fasilitator Desa, alhamdulillah, mulai masuk beberapa permintaan berupa pemesanan dari berbagai daerah, seperti Luwu Timur, Kota Makassar hingga Provinsi Sulawesi Tenggara," tambahnya.
Hasmiati menyatakan, sangat bersyukur dengan adanya Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) yang telah memberikan banyak manfaat kepada petani khususnya KWT Anggrek.
"Alhamdulillah semenjak adanya Program READSI, kami banyak terbantu. Kami mendapatkan pelatihan budidaya sayuran, pembuatan pupuk organik, literasi keuangan dan pengolahan produk dari hasil pertanian, sehingga kami sudah bisa membuat beberapa produk dan menambah pendapatan," imbuhnya.
Sementara itu, FD Bantimurung, Taufiq Triadi mengatakan bahwa hal itu merupakan keberhasilan bersama dengan para warga yang tergabung dalam KWT sebab adanya antusias yang membuat progres pengembangan produknya begitu pesat.
"Capaian itu adalah, hasil jerih payah kelompok wanita tani anggrek di Desa Bantimurung karena adanya antusias yang tinggi diperlihatkan sampai begitu pesat pengembangan pasaran produknya," ucap Taufik.
Kripik India ini, merupakan produk yang berbahan dasar tepung sagu dan terigu, mengingat di daerah itu ketersedian tepung sagu begitu berlimpah dan mudah untuk didapatkan.
Selain produk kripik india, ada beberapa produk lainnya yang telah dihasilkan oleh KWT/KUB Anggrek ini, mulai dari Makaroni, Kacang Gulung, Bagea, Dompo Pisang, dan masih banyak lagi produk lokal yang dihasilkan.
KWT juga melakukan pemanfaatan lahan pekarangan rumah dengan menaman komoditi buah dan sayur-sayuran guna memberikan sumbangan pangan untuk dikonsumsi dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari.
Diketahui, Program READSI ini, merupakan program yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kemiskinan petani melalui kegiatan pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya pedesaan yang meliputi pembangunan pertanian, perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat.