Jakarta - Allah Subhanahu wa ta`ala mengutus para nabi dan rasul `alaihimus salam untuk mendakwahkan mereka agar beribadah hanya kepada-Nya. Setiap nabi dan rasul `alaihimus salam mengenalkan kaumnya tentang Rabb dan Pencipta mereka. Demikian pula yang terjadi pada penduduk Ninawa dalam sekelumit kisah berikut ini.
Ninawa (Nainawa) terletak di tepian timur sungai Tigris dan disinyalir merupakan ibu kota kerajaan Asiria purba. Wilayahnya sekarang tepat di seberang kota Mosul, di Provinsi Ninawa, Irak.
Daerah ini berada antara Laut Tengah dengan Samudra Hindia. Sehingga posisinya strategis dalam perdagangan sebagai penghubung timur dan barat. Hal ini menjadikan peradaban dan perekonomiannya maju. Akibatnya kota ini menjadi salah satu kota terbesar dan terkaya pada zaman purba di Mesopotamia.
Kala itu, penduduk Ninawa memuja patung dan berhala. Maka Allah ﷻ berkehendak memberikan petunjuk kepada mereka. Dia mengutus Nabi Yunus `alaihissalam untuk mengajak mereka percaya dan meninggalkan sembahan selain Allah `Azza wa Jalla.
Nabi Yunus bin Matta keturunan dari nabi Ya`qub bin nabi Ishak bin nabi Ibrahim `alaihimus salam. Beliau `alaihissalam termasuk keturunan para nabi dari kalangan bani Israil.
Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-37) As-Saffat ayat 139 tentang kenabian Yunus `alaihissalam,
“Dan sungguh, Yunus benar-benar termasuk salah seorang Rasul.”
Nabi Yunus `alaihissalam mendakwahi kaumnya yang berjumlah sekitar 100.000 orang atau lebih, namun mereka tetap juga tidak beriman. Mereka mendustakan nabi yang dijuluki Dzun Nun ini dan tetap memilih berada dalan kesesatan.
Setelah cukup lama berdakwah, Allah ﷻ pun mewahyukan kepada nabi Yunus `alaihissalam. Allah ﷻ akan mengadzab penduduk Ninawa disebabkan pembangkangan mereka dalam kurun waktu tiga hari kemudian.
Beliau yang berasal dari keturunan para nabi bani Israil ini pun mengingatkan tentang azab yang akan menimpa kaumnya. Namun mereka juga tetap tidak mau beriman.
Akhirnya, Nabi Yunus `alaihissalam kemudian berhenti mendakwahi mereka. Beliau `alaihissalam kecewa dan tidak berharap lagi kepada mereka. Nabi Yunus `alaihissalam pun pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah.
Semoga Allah ﷻ memberi hidayah kepada kita agar selalu mendahulukan kebenaran.
(Kontributor :Dicky Dewata)