• News

Optmalisasi Dana Abadi Diharap Mampu Atasi Ketertinggalan Pendidikan Tinggi Indonesia

Tim Cek Fakta | Kamis, 06/07/2023 21:26 WIB
Optmalisasi Dana Abadi Diharap Mampu Atasi Ketertinggalan Pendidikan Tinggi Indonesia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (Foto ilustrasi)

JAKARTA – Porgram Dana Abadi Perguruan Tinggi diharap mampu mengatasi permasalahan ketertinggalan pendidikan tinggi Indonesia, sehingga mampu mengejar target ketercapaian indikator yang dapat ikut bersaing dengan perguruan tinggi kelas dunia.

Program tersebut merupakan kolaborasi antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

“Program ini dimaksudkan untuk memfasilitasi berbagai kebutuhan perguruan tinggi agar mampu bertransformasi hingga kelas dunia,” kata Aktivis Sosial dan Pendidikan Muhammad Ferdiansyah, Kamis (6/7/2023).

Menurut Ferdi, program tersebut akan berdampak signifikan ketika perguran tinggi mampu bersaing pada kelas internasional yang berimplikasi pada terciptanya sistem pendidikan tinggi yang diakui oleh seluruh dunia.

Dampak lai, seperti perubahan kurikulum, kualitas tenaga pendidik serta lulusan yang mampu menduduki strata tinggi dalam tiap lini bidang kejuruan.

Menurutnya, problematika yang menginisiasi adanya program tersebut lantaran banyaknya perguruan tinggi di Indonesia namun sedikit yang dapat masuk pemeringkatan perguruan tinggi kelas dunia.

“Terlebih bila ditinjau dari segi kualitas lulusan yang tidak mampu bersaing di level internasional,” katanya.

Fertdi mengutip pernyataan Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Lukman yang mengatakan bahwa saat ini Indonesia memiliki 4.500 perguruan tinggi. Namun hanya 20 perguruan tinggi yang masuk dalam pemeringkatan dunia setiap tahunnya. Bahkan dari 20 perguruan tinggi tersebut, hanya lima yang mampu masuk dalam 500 perguruan tinggi terbaik dunia, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat 231, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada peringkat 235, Universitas Indonesia (UI) pada peringkat 248, Universitas Airlangga (Unair) pada peringkat 369, dan Institu Pertanian Bogor (IPB) pada peringkat 449.

“Pernyataan tersebut menjadi tandatanya besar terkait dengan sistem pendidikan tinggi selama ini yang tidak mampu untuk mengikuti arus global pendidikan,” kata Ferdi.

Ia melanjutkan, berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan tinggi memang  harus terus dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi dengan standarisasi kelas dunia.

Upaya tersebut menjadi tajuk utama dalam pelaksanaan program dana abadi dengan harapan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni, serta pemanfaatan akan pengembangan infrastruktur pendidikan tinggi hingga dapat mendukung kebutuhan masyarakat dan dunia kerja nantinya.

Program dana abadi juga mendukung penuh penelitian dan inovasi pengembangan perguruan tinggi dengan harapan dapat menghasilkan penemuan baru dan inovasi yang bermanfaat bagi pembangunan nasional.

Selain itu, program tersebut akan membantu mengurangi ketergantungan perguruan tinggi pada sumber dana lain, seperti pendanaan dari mahasiswa atau pihak swasta dengan menyediakan sumber dana yang stabil dan berkelanjutan.

Sehingga perguruan tinggi dapat fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan riset tanpa harus terlalu bergantung pada sumber dana eksternal. Lebih penting yaitu fokus terhadap peningkatan kualitas pengajaran yang sebenarnya telah terjawab dengan hadirnya program praktisi mengajar pada perguruan tinggi.

Kedua program tersebut, menurut Ferdi, selayaknya mampu mendorong kualitas lulusan yang berkompeten.

“Fasilitas yang diberikan telah mampu mendukung secara aktif perkembangan perguruan tinggi dalam segi kurikulum pendidikan, tenaga ahli pendidikan dan infrastruktur pendukung proses pembelajaran. Layaknya jalan tol yang bebas berlari kencang dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tuturnya.

Oleh karenaitu, lanjut Ferdi, perlu gotong royong saling bahu membahu dalam membantu perkembangan sistem pendidikan Indonesia menjadi berkelas internasional.

“Kolaborasi tentu sangat dibutuhkan dari seluruh kalangan civitas akademika perguruan tinggi, karena nantinya kita tidak tahu apakah program-program semacam ini akan terus berjalan ketika nantinya Mendikbudristek beralihtangan. Untuk saat ini yang dapat Kita lakukan adalah memaksimalkan peluang yang ada dengan sebaik mungkin dalam rangkat mendukung program yang  telah diluncurkan pemerintah melalui Kemendikbudristek. Jangan sampai pada akhirnya perguruan tinggi menjadi luntang-lantung lantaran ketidaksiapan dalam menerima berbagai inovasi yang telah dikembangkan, salah satunya adalah program dana abadi perguruan tinggi,” tutur Ferdi.