• Sains

Peneliti UGM Ungkap Deteksi COVID-19 Melalui Air Limbah

Eko Budhiarto | Rabu, 31/01/2024 06:06 WIB
Peneliti UGM Ungkap Deteksi COVID-19 Melalui Air Limbah Gambar virus yang terkait Covid yang dibuat oleh Nexu Science Communication bersama dengan Trinity College di Dublin, 18 Februari 2020. Foto: Reuters

YOGYAKARTA - Sejumlah peneliti Pusat Kajian Kesehatan Anak Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan air limbah rumah tangga dapat digunakan sebagai sarana deteksi COVID-19 dengan biaya murah.

Ketua Tim Peneliti Pusat Kajian Kesehatan Anak (PKKA-PRO) UGM dr Indah Kartika Murni dalam keterangan resmi di Yogyakarta, Selasa (30/1/2024), mengatakan air limbah yang digunakan adalah yang mengandung tinja dan urine dari individu yang terinfeksi COVID-19, baik bergejala maupun tanpa gejala.

"Tinja dan urine individu tersebut mengandung bagian atau fragmen virus SARS-CoV-2 yang sudah tidak menular," kata dia.

Dengan prinsip tersebut, kata Indah, sistem surveilans air limbah tersebut telah diterapkan di beberapa negara maju untuk deteksi COVID-1,  seperti di Amerika Serikat dan Belanda sebagai pelengkap surveilans individu yang rutin dilakukan.

Di Indonesia, menurut Indah, surveilans air limbah rumah tangga telah dilakukan, namun untuk deteksi wabah polio saja.

Tim PKKA-PRO yang dia pimpin bersama dr Vicka Oktaria berkolaborasi dengan Murdoch Children`s Research Institute (MCRI) Australia melakukan penelitian pada tahun 2021-2022.

Hasil dari penelitian itu, lanjut Indah, menunjukkan bahwa hasil deteksi dari surveilans air limbah tersebut mampu mendeteksi peningkatan kasus COVID-19 hingga dua pekan lebih awal dari peningkatan kasus di masyarakat.

"Hal tersebut menjadi dasar penelitian lanjutan untuk melihat efektivitas biaya dari penerapan surveilans air limbah," katanya.

Ia menjelaskan penelitian lanjutan untuk mengetahui kemampuan surveilans limbah sebagai sistem kewaspadaan dini peningkatan kasus COVID-19 di komunitas. Selain itu juga untuk melihat efektivitas biaya apabila diimplementasikan sebagai program surveilans rutin.

"Penelitian lanjutan itu menunjukkan bahwa sistem surveilans air limbah memiliki potensi sebagai opsi yang ekonomis untuk mendukung sistem peringatan dini dalam situasi pandemi, terutama di negara-negara dengan pendapatan menengah ke bawah," ujarnya.

Salah satu tim peneliti drTiara menekankan pentingnya dukungan kebijakan yang kuat dan tepat waktu, beserta respons kesehatan masyarakat yang efektif sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan setiap sistem surveilans.

"Tidak ada surveillance system yang efektif tanpa diikuti public health response," ujar dia.

Dukungan terhadap rencana inisiasi pelaksanaan surveilans air limbah untuk COVID-19, kata Tiara, dapat dimulai dengan pembentukan jejaring nasional khusus untuk surveilans air limbah.

Jejaring tersebut diharapkan akan melibatkan berbagai pihak yang bersedia bekerja sama dalam mengembangkan sistem surveilans air limbah di Indonesia.

Keywords :


air limbah COVID 19
.
UGM