JAKARTA - Belum selesai skandal Daihatsu, industri otomotif kembali bermasalah. Kali ini terkait mesin diesel yang yang diproduksi oleh Toyota Industries Corporation (TICO).
Skandal ini berdampak pada mesin diesel dengan kode 1GD, 2GD, dan F33A. Mesin ini dipakai oleh Toyota Fortuner, Toyota Land Cruiser 300, Toyota Hilux, Toyota Innova, dan produk Toyota lainnya.
Skandal Toyota kini sedang diselidiki oleh Komite investigasi khusus. Tim yang dipimpin Hiroshi Inoue ini menemukan kejanggalan selama pengujian untuk sertifikasi tiga model mesin diesel untuk mobil yang ditugaskan Toyota ke TICO.
Selama pengujian sertifikasi, tenaga kuda mesin diukur menggunakan ECU dengan perangkat lunak berbeda dari yang digunakan untuk produksi massal.
Sehingga hasilnya dapat diukur untuk membuat nilai tampak lebih halus dengan variasi lebih sedikit.
Dalam keterangan resminya, Toyota Motor Corporation (TMC) telah melakukan verifikasi ulang produk produksi massal yang diproduksi di pabrik dan memastikan mesin dan kendaraan yang terkena dampak memenuhi standar keluaran kinerja mesin.
"Karena itu, tidak perlu menghentikan penggunaan mesin atau kendaraan yang terkena dampak. Namun, kami meminta maaf sebesar-besarnya kepada para pelanggan kami yang terkena dampak, serta kepada seluruh pemangku kepentingan lainnya atas ketidaknyamanan dan kekhawatiran yang ditimbulkan," demikian keterangan resmi TMC seperti dikutip dari website resminya pada Minggu, 4 Februari 2024.
Berdasarkan hasil penyelidikan, TICO memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman mesin yang terkena dampak.
Toyota juga memutuskan untuk menghentikan sementara pengiriman kendaraan yang dilengkapi mesin yang terkena dampak.
"Kami akan memberikan penjelasan rinci kepada pihak berwenang dan segera mengambil tindakan yang tepat, termasuk melakukan pengujian di hadapan saksi jika diperlukan," tulis TMC.
Sertifikasi terdiri dari meminta otoritas nasional memeriksa dan memastikan terlebih dahulu bahwa kendaraan memenuhi berbagai standar. Sehingga pelanggan dapat mengemudikan kendaraannya dengan tenang.
TMC menganggap proses sertifikasi yang tepat sebagai prasyarat utama dalam menjalankan bisnis sebagai produsen mobil.
Selain itu, TMC juga menyadari betapa seriusnya fakta bahwa pelanggaran sertifikasi yang berulang kali terjadi di TICO dalam kasus skandal Daihatsu, telah mengguncang fondasi perusahaan sebagai produsen mobil di Jepang.