JAKARTA - PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dengan satuan pendidikan vokasi di Jakarta pada Selasa (6/2). Kolaborasi strategis tersebut merupakan wujud komitmen kedua perusahaan dalam mendukung relevansi pendidikan vokasi melalui penguatan teaching factory serta mempersiapkan tenaga kerja yang handal dan berdaya saing di bidang lingkungan hidup.
Penandatangan perjanjian kerja sama dilakukan oleh Direktur PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma, Yunita Fahmi, serta para direktur atau perwakilan dari satuan pendidikan vokasi yang terlibat. Satuan pendidikan vokasi tersebut adalah Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Negeri Manado (Polimdo), Politeknik Negeri Batam (Polibatam), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Selain dengan satuan pendidikan vokasi tersebut, kerja sama juga melibatkan Institut Teknologi PLN (ITPLN).
Sebagai tahap awal, melalui kerja sama ini PT Enerflow Engineering akan bekerja sama dengan keempat politeknik dan ITPLN untuk mengembangkan dan memproduksi perangkat dalam sistem pengolahan limbah cair dan padat untuk industri. Pengembangan dan produksi akan dilakukan bersama-sama di unit-unit teaching factory di masing-masing politeknik dengan melibatkan IT PLN.
Sementara untuk ruang lingkup kerja sama dengan PT Siskindo Utama Dharma diwujudkan ke dalam penyediaan jasa service, calibration, maintenance, repair governor, serta pengembangan sparepart yang terkait dengan governor. Governor merupakan alat yang sangat vital sebagai pengendali pengoperasian pada satuan pembangkit (turbine generator ataupun diesel) yang dapat diatur baik secara manual atau secara otomatis.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Uuf Brajawidagda, dalam sambutannya menyambut baik kerja sama tersebut.
Menurutnya, Kemdikbudristek terus berupaya menurunkan sekat-sekat antara industri dan satuan pendidikan vokasi melalui serangkaian kebijakan Merdeka Belajar. Kemdikbudristek juga terus memfasilitasi dan memperkuat kemampuan satuan-satuan pendidikan vokasi agar memiliki kemampuan untuk “menari” bersama industri melalui program-program kolaborasi industri, seperti SMK Pusat Keunggulan dan Matching Fund.
“Semoga kerja sama ini akan menjadi berkah bagi kita semua dan segera terlaksana sehingga bisa menjadi inspirasi bagi industri-industri lain untuk bisa berkontribusi kepada satuan pendidikan kita,” kata Uuf.
Menurut Uuf, berdasarkan Future of Jobs Survey 2023, terdapat 62—64% perusahaan yang akan mengadopsi teknologi di bidang Bioteknologi dan mitigasi perubahan iklim. Hal tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pendidikan vokasi sebagai garda terdepan dalam mempersiapkan tenaga kerja yang handal dan berdaya saing dalam menghadapi perubahan industri.
“Melalui langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa pendidikan vokasi tidak hanya mengikuti perkembangan teknologi, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam membentuk masa depan tenaga kerja yang berkelanjutan dan inovatif,” kata Uuf.
Senada dengan Uuf, Direktur PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma, Yunita Fahmi, mengatakan bahwa bidang lingkungan hidup menjadi potensi dari pekerjaan di masa depan. Yunita menilai, kepakaran ilmu yang dimiliki oleh masing-masing politeknik tidak hanya mampu menyediakan sumber daya manusia yang yang handal dan kompeten, tetapi juga akan mampu mengembangkan dan memberikan nilai tambah bagi produk-produk yang selama ini diproduksinya.
“Potensi kerja sama ini sangat besar sekali untuk bisa dikembangkan secara lebih luas,” kata Yunita.
Menurutnya, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah, khususnya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), kebutuhan akan alat seperti incinerator limbah sangat banyak. Alat tersebut tidak hanya digunakan pada industri pembangkit listrik, tetapi juga industri-industri lain termasuk rumah sakit dan puskesmas-puskesmas di seluruh Indonesia.
“Kami di Enerflow tidak bisa sendiri untuk memenuhi perangkat-perangkat ini. Karena itulah, kami menggandeng politeknik dan IP PLN karena kami melihat politeknik memiliki potensi yang sangat besar untuk tidak hanya memproduksi tetapi juga melakukan pengembangan alat bersama,” kata Yunita.
Sementara itu, sebagai sebuah kolaborasi yang strategis, Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono, menilai kerja sama antara PT Enerflow Engineering Indonesia dan PT Siskindo Utama Dharma tidak hanya akan menambah kompetensi pada mahasiswa, tetapi juga akan memperkuat teaching factory di PPNS.
“Kerja sama ini tidak hanya benefit profit saja, tetapi lebih dari itu, mahasiswa akan memiliki kompetensi bidang perawatan governor untuk meningkatkan kompetensi keilmuan mereka,” kata Rachmad.
Melalui kerja sama ini, lanjut Rachmad, mahasiswa juga akan belajar untuk memproduksi produk-produk yang memang akan langsung digunakan di industri melalui aktivitas teaching factory di kampus.
“Jadi, proyek yang mereka kerjakan adalah proyek yang real,” ujarnya.
Selain penandatangan kerja sama, pada acara tersebut PT Enerflow Engineering Indonesia juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa sarana dan prasarana yang akan mendukung pembelajaran di bidang service, maintenance, dan governor kepada PPNS.