PURBALINGGA - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengajak para kontestan politik dan pendukungnya, dari mulai Capres - Cawapres, Caleg DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, serta DPD RI, untuk mengakhiri kampanye terbuka dengan tetap menjaga keamanan, ketertiban, dan kedamaian. Sekaligus menyambut minggu tenang dari tanggal 11-13 Februari 2024 dengan kondusif, sehingga warga bisa menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024 dengan nyaman dan aman.
"Hari ini, ketiga pasang Capres - Cawapres melaksanakan kampanye akbar terbuka di beberapa tempat berbeda. Anies - Muhaimin di Jakarta International Stadium, Jakarta, Prabowo - Gibran di Gelora Bung Karno, Jakarta serta Ganjar - Mahfud di Benteng Vastenburg, Solo dan di Lapangan Pancasila, Semarang. Alhamdulilah sejauh ini kondisi kebangsaan masih sangat kondusif. Mari kita jaga agar selama masa tenang, pencoblosan, hingga selesainya rekapitulasi suara dan penetapan pemenang, kondisi kebangsaan masih dalam keadaan kondusif," ujar Bamsoet dalam kunjungan hari ke-24 di Dapil-7 Jawa Tengah usai silaturahmi ke rumah berbagai tokoh di Kabupaten Purbalingga, Sabtu (10/2/24).
Para tokoh yang didatangi antara lain, Wakil Bupati Kabupaten Purbalingga Sudono, serta keluarga besar Widji Laksono (putera almarhum Soetarto yang merupakan mantan Wakil Bupati Purbalingga dan mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga) serta Keluarga Sambas Purbalingga.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, setelah beberapa bulan berkutat dalam kampanye, menjelaskan visi, misi, program kerja, dan berbagai hal lainnya kepada masyarakat, mulai besok saatnya para kontestan politik untuk cooling down. Memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berfikir dengan jernih dalam menentukan pilihannya, tanpa perlu diintervensi oleh kampanye di luar jadwal apalagi dengan menggunakan politik uang.
"Masyarakat harus bisa menjadi pemilih cerdas. Jangan jual masa depan bangsa hanya karena Rp 50 ribu atau Rp 100 ribu. Karena jika memilih pemimpin hanya karena uang, resikonya akan mudah ditinggalkan. Dengan menjadi pemilih cerdas, kita bisa menyelamatkan Demokrasi Pancasila agar tidak terjebak dalam demokrasi angka-angka yang menjurus kepada demokrasi komersialisasi dan kapitalisasi, dan berujung kepada oligarki," jelas Bamsoet
Legislator Dapil 7 Jawa Tengah meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen serta Kepala Badan Polhukam KADIN Indonesia ini menerangkan, TNI - Polri juga harus tetap waspada. Dibalik harapan dan upaya mewujudkan Pemilu yang damai, berbagai potensi upaya mengganggu jalannya Pemilu masih tetap ada. Khususnya terkait potensi ancaman terorisme. Berkaca pada Pemilu 2019 lalu, setidaknya ada 6 aksi serangan teror, peristiwa tersebut tidak boleh terjadi di Pemilu 2024.
"Kini ditambah kondisi Pemilu, semakin membuat teroris dengan mudah memiliki celah dalam melancarkan aksinya. Pembelahan yang terjadi pada Pemilu 2019 lalu dengan terminologi Cebong, Kampret, dan Kadrun, tidak boleh terjadi lagi pada Pemilu 2024. Sejarah membuktikan, karena kuatnya ikatan kebangsaan, hingga hari ini Indonesia masih tegak berdiri. Namun kita juga tidak boleh terlena, karenanya kewaspadaan harus tetap dikedepankan," pungkas Bamsoet.