PARIS - Dua pejabat Eropa mengkritik Donald Trump pada Minggu setelah komentar mantan presiden AS itu tentang tidak melindungi sekutu NATO yang tidak membayar cukup uang dari potensi invasi Rusia.
Komisaris Pasar Internal UE Thierry Breton ditanyai dalam sebuah wawancara televisi LCI tentang pernyataan Trump pada hari Sabtu, yang kemungkinan akan menjadi calon dari Partai Republik dalam pemilihan presiden AS tahun ini.
“Kita tidak bisa membalikkan keadaan mengenai keamanan kita setiap empat tahun tergantung pada pemilu ini atau itu, yaitu pemilu presiden AS,” kata Breton, seraya menambahkan bahwa para pemimpin Uni Eropa memahami bahwa blok tersebut perlu meningkatkan belanja dan kapasitas militernya sendiri.
Menteri Pertahanan Polandia Wladyslaw Kosiniak-Kamysz juga mempertimbangkan hal tersebut.
“Motto NATO ‘satu untuk semua, semua untuk satu’ adalah komitmen konkrit. Merusak kredibilitas negara-negara sekutu berarti melemahkan keseluruhan NATO,” tulisnya di platform media sosial X.
"Tidak ada kampanye pemilu yang bisa menjadi alasan untuk mempermainkan keamanan Aliansi."
Para pejabat di markas besar NATO di Brussels tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perjanjian NATO memuat ketentuan yang menjamin pertahanan bersama negara-negara anggota jika ada yang diserang.
Trump, ketika berbicara dalam rapat umum politik di Carolina Selatan pada hari Sabtu dan menceritakan pertemuan dengan para pemimpin NATO, mengutip pernyataan presiden dari “sebuah negara besar” yang tidak ia sebutkan namanya, ketika ia bertanya, “Baiklah, Pak, jika kami tidak membayar, dan kami diserang oleh Rusia – maukah Anda melindungi kami?”
"Saya bilang: `Kamu tidak bayar? Kamu menunggak?` Dia berkata: `Ya, katakanlah hal itu terjadi.` Tidak, saya tidak akan melindungi Anda. Bahkan saya akan mendorong mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anda harus membayarnya."
"Kami telah mendengar hal itu sebelumnya... Tidak ada hal baru yang terjadi", kata Breton, sambil menambahkan: “Dia mungkin punya masalah dengan ingatannya, sebenarnya dia adalah presiden perempuan, bukan dari suatu negara, tapi dari Uni Eropa,” kata Breton, mengacu pada Presiden Komisi Uni Eropa Ursula Von der Leyen dan percakapannya dengan Trump pada tahun 2020.
Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates, ketika ditanya tentang komentar Trump, mengatakan, "Mendorong invasi terhadap sekutu terdekat kita oleh rezim pembunuh adalah hal yang mengerikan dan tidak dapat dielakkan - dan hal ini membahayakan keamanan nasional Amerika, stabilitas global, dan perekonomian kita di dalam negeri."