JAKARTA - Hasil hitung cepat (quick count) perlahan menemui titik cerah. Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang Pilpres 2024 versi lembaga survei.
Ada beberapa lembaga survei yang melakukan hitung cepat, yakni Poltracking Indonesia, Indikator Politik, Voxpoll Center, LSI Denny JA, Charta Politika, Kedai Kopi, CSIS, dan Litbang Kompas.
Dalam hasil quick count, Prabowo-Gibran meraih suara sebanyak 59,28 persen, Anies-Muhaimin 24,37 persen dan Ganjar-Mahfud 16,35 persen menurut Poltracking Indonesia.
Meski bukan hasil resmi dari KPU, namun fakta sejarah membuktikan jika hasil quic count tidak jauh berbeda dengan perhitungan akhir.
Seperti pada Pemilu 2004, LP3ES menjadi lembaga pencetus yang pertama kali melakukan quick count. Bekerjasama dengan National Demoratic Institute for International Affair (NDI), pasangan SBY-Jusuf Kalla meraih persentase 62,2 persen dan Megawati-Hasyim 38,8 persen.
Hasil tersebut tak jauh beda dengan perhitungan resmi KPU. Dalam hitung resmi, SBY-JK memenangi Pemilu dengan persentase 60,62 persen. Sementara, Golkar meraih 21,58 persen suara.
Kemudian, pada Pemilu 2009, hasil quick count LSI Denny JA menemukan pasangan SBY-Boediono meraih suara sebesar 60,85 persen disusul Megawati-Prabowo 26,56 persen dan JK-Wiranto 12,59 persen.
Dari quick count tersebut, hasil resmi KPU tak jauh berbeda. KPU menetapkan SBY-Boediono memenangi Pilpres dengan 60,80 persen, lalu Megawati-Prabowo sebesar 26,79 persen, dan JK-Wiranto 12,41 persen.
Kemudian, pada Pemilu 2014 Litbang Kompas menyebut Jokowi-JK meraih 52,88 persen suara dan Prabowo-Hatta 47,22 persen.
Sedangkan hasil perhitungan KPU juga tidak jauh berbeda. Jokowi-JK mendapat 53,15 persen dan Prabowo-Hatta 46,85 persen.
Hal serupa juga terjadi pada Pemilu 2019, pasangan Jokowi-Ma`ruf meraih hasil quick count sebesar 54-55 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi meraih 45-46 persen suara.
Hasil resmi KPU juga tak jauh dari quick count. Prabowo memperoleh 55,5 persen suara dan Prabowo 44,5 persen.