• Bisnis

Pertamina Tambah Cadangan Migas Nasional di Blok Rokan

Budi Wiryawan | Minggu, 18/02/2024 22:05 WIB
Pertamina Tambah Cadangan Migas Nasional di Blok Rokan Kantor pusat PT Pertamina di Gambir, Jakarta Pusat. (Foto: Pertamina)

JAKARTA - Sejak 14 Februari 2024, PT Pertamin Hulu Rpkan (PHR) dan PT Pertamina Driling telah melaksanakan tajak sumur eksplorasi MNK kedua di Wilayah Kerja (WK) Rokan, yaitu sumur Kelok DET-1.

EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi mengatakan, eksplorasi MNK kedua di WK Rokan untuk meningkatkan produksi dan menambah cadangan minyak dan gas (migas) nasional.

“Tajak sumur eksplorasi Kelok DET-1 yang merupakan sumur kedua eksplorasi MNK ini lebih awal 4 hari dari perkiraan, karena faktor cuaca yang mendukung,” ujar Edwil Suzandi melalui keterangan pers, Minggu (18/2/2024).

Tajak sumur eksplorasi MNK tersebut menggunakan Rig Pertamina Drilling, tepatnya Rig PDSI #42.3/N1500-E yang berukuran besar dengan tenaga 1.500 horsepower (HP). Ini merupakan rig cyber dengan teknologi terkini dengan rencana kedalaman pengeboran mencapai hingga 8.188 kaki.

Sebagai pembanding, operasi eksplorasi dan eksploitasi migas konvensional di wilayah kerja Rokan umumnya menggunakan rig 350, 550 dan 750 HP. Dengan spesifikasi rig yang mumpuni dan teknologi yang mutakhir.

Menurutnya, kegiatan tajak sumur dilakukan dengan baik tanpa adanya insiden ataupun kecelakaan kerja.

“Dan Insya Allah, selama pekerjaan MNK ini kita harapkan berlangsung dengan aman dan selamat atau incident free ops (IFO) dan bisa diselesaikan sesuai target,” katanya.

Sebelumnya, PHR telah melakukan tajak sumur pertama eksplorasi MNK yakni sumur Gulamo DET-1, yang berlokasi di Rokan Hilir pada Juli 2023 lalu.

Pengeboran sumur Gulamo DET-1 ini juga menggunakan rig Pertamina Drilling PDSI #42.3/N1500-E berkapasitas besar dengan tenaga 1.500 HP mencapai kedalaman pengeboran hingga 8.559 kaki ke dalam perut bumi dengan tipe sumur eksplorasi vertikal.

MNK merupakan migas yang diusahakan dari reservoir tempat terbentuknya dengan permeabilitas rendah (low permeability). Perbedaan mendasar antara hidrokarbon konvensional dan nonkonvensional adalah bahwa hidrokarbon konvensional terbentuk di batuan sumber dan bermigrasi ke batuan penyimpan (reservoir).

Sedangkan hidrokarbon non konvensional terbentuk dan tersimpan di batuan yang sama. Oleh karena itu, hidrokarbon non konvensional tidak memerlukan struktur perangkap layaknya hidrokarbon konvensional.

Selain itu, hidrokarbon non konvensional terperangkap pada batuan dengan porositas dan permeabilitas yang sangat rendah sehingga membutuhkan teknologi tinggi untuk mengeksploitasinya.

Adapun, program MNK ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan menambah cadangan migas nasional dan upaya pencapaian target pemerintah yakni produksi 1 juta barel minyak per hari di tahun 2030.