JAKARTA - Presiden RI Joko Widodo memanggil Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu petang. Pemanggilan itu sontak membuat banyak pertanyaan publik.
Bertemunya Jokowi dengan Surya Palong mendapat respon dari Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie. Ia mengatakan, NasDem bermain aman agar kadernya tetap berada di kabinet Prabowo-Gibran.
"Saya pikir Nasdem ingin cari safety alias aman biar ada kadernya yang duduk di kabinet," kata Jerry kepada katakini.com, Minggu (18/2).
Lanjut Jerry, pertemuan tersebut merupakan jembatan yang tengah dibangun Surya Paloh untuk para kadernya. Tercium NasDem berencana masuk ke koalisi Prabowo-Gibran pada periode 2024-2029 mendatang.
"Bisa jadi Jokowi jadi jembatan untuk Nasdem merapat ke kubu Prabowo untuk masuk pemerintahan berikut," ucapnya.
Menurutnya, hubungan antara Jokowi dengan Surya Paloh juga masih dalam kategori aman. Jerry menilai keduanya belum pernah ada perseteruan ataupun konflik sepanjang periode kedua Jokowi.
"Jokowi dan Surya Paloh masih punya chemistry yang kuat, dan keduanya jarang terdengar konflik interest," imbuhnya.
Jerry mengungkapkan langkah NasDem merupakan hal yang wajar. Sebab, Anies-Muhaimin dinilai sudah cukup sulit untuk memenangkan pertarungan di Pilpres 2024.
Maka dari itu, langkah yang wajar jika Surya Paloh berusaha mengamankan nasibnya di masa depan. Berbagai kemungkinan, NasDem akan menjadi salah satu partai yang dirangkul Prabowo-Gibran untuk masuk ke pemerintahan.
"Dalam dunia filsafat politik ada premis 1,2 dan seterusnya. Premis satu Nasdem mendukung Anies tapi gagal kendati real count belum diumumkan KPU tapi Surya Paloh paham akan sulit Anies menang kendati harus sampai ke MK," pungkasnya.