JAKARTA - Lemigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan perhitungan potensi penyimpanan karbon pada saline aquifer, yang mencapai sekitar 572 miliar ton karbon dioksida (CO2), memakai skala cekungan migas.
Kepala Lemigas Ariana Soemanto mengatakan potensi penyimpanan karbon dilakukan melalui perhitungan dengan kriteria antara lain potensi berada pada cekungan migas yang telah berproduksi, kedalaman 800-2.500 meter, ketebalan lebih dari 20 meter, porositas lebih dari 20 persen, permeabilitas lebih dari 100 mD, dan dan salinitas air formasi lebih dari 10.000 ppm.
"Untuk mudahnya, perhitungan potensi penyimpanan karbon pada saline aquifer sekitar 572 miliar ton itu skalanya cekungan migas. Kalau perhitungan potensi pada depleted oil and gas reservoir sekitar 4,85 miliar ton itu skalanya sudah lapangan migas," ungkapnya dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (25/2/2024).
Kementerian ESDM baru saja menerbitkan angka Potensi Penyimpanan Karbon Nasional Tahun 2024 dalam rangka mendukung program carbon capture storage (CCS) dengan hasil sebesar 572 miliar ton CO2 pada saline aquifer dan 4,85 miliar ton CO2 pada depleted oil and gas reservoir.
Menurut Ariana, potensi penyimpanan yang besar tersebut akan cukup signifikan dalam mendukung target penurunan emisi jangka panjang.
"Potensi penyimpanan karbon pada saline aquifer sebesar 572 miliar ton merupakan high level assessment untuk kepentingan strategis," ujarnya.
Selanjutnya, untuk meningkatkan keyakinan atas potensi tersebut perlu dilakukan berbagai aktivitas migas lebih lanjut antara lain seismik, studi/pemodelan geologi geofisika reservoir, pemboran, rencana pengembangan lapangan, termasuk studi keekonomian.
Ariana juga mengatakan kesiapan Indonesia dalam program dekarbonisasi melalui CCS dan carbon capture utilzation and storage (CCUS) cukup progresif.
"Terkait CCS dan CCUS, regulasi mulai dari peraturan presiden, peraturan Menteri ESDM, hingga pedoman tata kerja sudah ada. Peta potensi penyimpanan karbon juga sudah ada. Selain itu, sebagaimana diketahui implementasi proyek yang paling dekat yaitu Proyek CCUS Tangguh dengan target selesai tahun 2026," tambahnya.