SEOUL - Delegasi Jerman mengunjungi ibu kota Korea Utara, Pyongyang untuk pertama kalinya sejak kedutaan besarnya ditutup selama pandemi. Negara-negara Eropa lainnya bersiap untuk kepulangan mereka.
Sebuah tim dari Kementerian Luar Negeri Federal Jerman saat ini berada di Pyongyang dalam perjalanan inspeksi teknis, kata juru bicara kantor luar negeri kepada Reuters.
“Mereka sedang memeriksa lokasi kedutaan Jerman selama beberapa hari,” kata juru bicara tersebut, seraya mencatat masih belum ada keputusan untuk membuka kembali kedutaan tersebut, yang ditutup pada Maret 2020.
Banyak kedutaan besar di Pyongyang tutup karena mereka tidak dapat merotasi staf atau mengirimkan pasokan selama krisis COVID-19.
Karena sudah berada di bawah kendali otoriter, Korea Utara memberlakukan beberapa tindakan pandemi yang paling ketat di dunia, termasuk larangan perjalanan total dan tembok perbatasan berskala besar, dan baru-baru ini mulai mengurangi pembatasan internasional.
Inggris, yang menutup kedutaan besarnya dan menarik semua staf diplomatiknya dari Korea Utara pada Mei 2020, juga berupaya mengirimkan tim, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri kepada Reuters.
“Kami senang bahwa beberapa diplomat kembali ke Pyongyang dan menyambut baik langkah DPRK untuk membuka kembali perbatasan,” kata juru bicara tersebut, menggunakan inisial nama resmi Korea Utara, Republik Demokratik Rakyat Korea.
“Kami sedang berdiskusi dengan pemerintah Korea Utara melalui Kedutaan Besarnya di London mengenai pengaturan kunjungan tim teknis-diplomatik Inggris dalam waktu dekat.”
Inggris meminta Korea Utara untuk mengizinkan komunitas internasional, termasuk semua diplomat dan badan-badan PBB serta LSM kemanusiaan, untuk memasuki negara tersebut, tambah juru bicara tersebut.
Peter Semneby, utusan khusus Swedia untuk Korea mengatakan kepada Reuters bahwa ada beberapa kemajuan menuju kembalinya diplomat Swedia ke Pyongyang, namun menolak menjelaskan lebih lanjut dengan alasan sensitifnya diskusi tersebut.
“Ada beberapa pergerakan dan kami berharap kami dapat segera membangun kembali kedutaan kami,” katanya.
Seorang diplomat, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mencatat bahwa fasilitas yang ditutup perlu disapu untuk alat penyadap, serta dibersihkan dari serangga dan diperbaiki setelah ditutup selama bertahun-tahun.
Menurut NK Pro, sebuah situs penelitian yang berbasis di Seoul yang melacak Korea Utara, pada Januari 2023 sembilan negara memiliki kedutaan yang berfungsi di Pyongyang, tetapi hanya Tiongkok, Rusia, Mongolia, dan Kuba yang diizinkan merotasi staf di kedutaan mereka sejak tahun lalu.