JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menegaskan Merdeka Belajar merupakan langkah transformasi pendidikan yang komprehensif.
"Merdeka Belajar, sebagai paradigma pembelajaran yang berorientasi pada murid, menjadi sebuah cara yang tepat dalam melihat esensi transformasi pendidikan," katanya dalam keterangan yang dilansir antaranews.com di Jakarta, Rabu (28/2/2024).
Transformasi pendidikan yang lebih komprehensif melalui Merdeka Belajar dilakukan dengan menjadikan murid sebagai fokus utama dalam pembelajaran.
Melalui program tersebut, sekolah dan guru dapat benar-benar fokus menjalankan tugasnya yaitu mendorong pembelajaran di kelas sesuai tingkat kompetensi siswa.
Nadiem menyebutkan terdapat tiga faktor utama yang berdampak pada keberlanjutan Merdeka Belajar pada masa mendatang.
Pertama, keberadaan ratusan ribu Guru Penggerak yang menjadi agen perubahan membawa paradigma baru di dunia pendidikan dan ikut membawa pengaruh positif bagi guru-guru lainnya.
Kedua, sebanyak 80 persen sekolah di Indonesia secara sukarela telah mulai mempelajari tentang prinsip, ide, dan mengimplementasikan bagian-bagian dari Kurikulum Merdeka.
Terakhir, revolusi digital melalui platform-platform pendukung pembelajaran yang telah diluncurkan Kemendikbudristek.
Nadiem pun menekankan untuk tidak memandang gerakan ini sebagai kebijakan pemerintah yang bersifat top-down melainkan fokus pada gerakan akar rumput.
"Di negara berkembang seperti Indonesia, sistem pendidikan harus selalu memprioritaskan para murid yang tertinggal," katanya.