Laporan Tidak Resmi Sebutkan Pemilih Pemilu Iran hanya 40 Persen, Terendah Sejak 1979

Yati Maulana | Minggu, 03/03/2024 09:05 WIB
Laporan Tidak Resmi Sebutkan Pemilih Pemilu Iran hanya 40 Persen, Terendah Sejak 1979 Seorang ulama Iran memberikan suaranya saat pemilihan parlemen di tempat pemungutan suara di Teheran, Iran, 1 Maret 2024. WANA via REUTERS

TEHERAN - Laporan tidak resmi pada hari Sabtu memperkirakan jumlah pemilih dalam pemilihan parlemen Iran, yang dipandang sebagai ujian terhadap legitimasi kelompok ulama, berjumlah sekitar 40%, yang akan menjadi jumlah pemilih terendah sejak revolusi Islam tahun 1979.

Dengan kelompok kelas berat moderat dan konservatif tidak ikut serta dan kelompok reformis menyebut pemilu hari Jumat tidak bebas dan tidak adil, persaingan tersebut pada dasarnya terjadi di kalangan kelompok garis keras dan konservatif rendahan yang menyatakan kesetiaan pada cita-cita revolusioner Islam.

Kementerian Dalam Negeri mungkin mengumumkan jumlah pemilih resmi pada Sabtu malam.

Para penguasa Teheran membutuhkan jumlah pemilih yang tinggi untuk memperbaiki legitimasi mereka, yang rusak parah akibat protes anti-pemerintah pada tahun 2022-2023 yang berubah menjadi kekacauan politik terburuk sejak revolusi.

Namun survei resmi menunjukkan hanya sekitar 41% warga Iran yang berhak memilih. Tampaknya itulah yang terjadi, karena surat kabar Hamshahri melaporkan bahwa lebih dari 25 juta orang, atau 41% dari pemilih yang memenuhi syarat, telah hadir.

Tingkat partisipasi pemilih di Iran mencapai rekor terendah yaitu 42,5% pada pemilihan parlemen tahun 2020, sementara sekitar 62% pemilih berpartisipasi pada tahun 2016.

Hamshahri menyebut jumlah pemilih yang hadir pada hari Jumat merupakan “tamparan 25 juta” untuk menyerukan boikot pemilu, dalam judul halaman depan di samping gambar kertas suara yang menampar wajah Presiden AS Joe Biden.

Pemilu ini bertepatan dengan meningkatnya rasa frustrasi atas kesengsaraan ekonomi Iran dan pembatasan kebebasan politik dan sosial.

Pertemuan tersebut dibarengi dengan pemungutan suara untuk Majelis Ahli yang memiliki 88 kursi, sebuah badan berpengaruh yang bertugas memilih pengganti Khamenei yang berusia 84 tahun.