• News

AS dan Yordania Kirim dan Jatuhkan Bantuan dengan Terjun Payung ke Gaza

Yati Maulana | Rabu, 06/03/2024 12:01 WIB
AS dan Yordania Kirim dan Jatuhkan Bantuan dengan Terjun Payung ke Gaza Paket dijatuhkan ke arah Gaza dari pesawat militer seperti yang terlihat dari perbatasan Israel dengan Gaza di Israel selatan, 5 Maret 2024. Foto: REUTERS

WASHINGTON - Amerika Serikat dan Yordania melancarkan pengiriman bantuan kemanusiaan baru ke warga Palestina di Gaza pada Selasa, dengan terjun payung dalam lebih dari 36.800 makanan, kata militer AS.

Serangan Israel di Gaza, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk di wilayah kantong tersebut mengungsi dan menyebabkan kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

Situasi terburuk terjadi di bagian utara Gaza, yang berada di luar jangkauan lembaga bantuan atau kamera berita, dan merupakan target pencairan pada hari Selasa. Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 15 anak meninggal karena kekurangan gizi atau dehidrasi di satu rumah sakit saja.

Pasokan bantuan ke seluruh Gaza, yang sudah sangat berkurang sejak awal perang, telah menyusut hingga hampir tidak ada lagi selama sebulan terakhir. Seluruh wilayah di wilayah ini sama sekali tidak mendapat pasokan makanan. AS telah melakukan serangan udara pertamanya pada hari Sabtu, di pantai barat daya Gaza.

Dalam sebuah postingan di X, sebelumnya Twitter, Presiden AS Joe Biden mengatakan: "Amerika Serikat berkomitmen untuk melakukan segala upaya untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada mereka di Gaza yang sangat membutuhkannya. Kami tidak akan tinggal diam. Kami tidak akan tinggal diam. Kami tidak akan tinggal diam." reda."

Amerika Serikat telah berkali-kali mendesak Israel untuk berbuat lebih banyak guna meringankan bencana kemanusiaan di Gaza, di mana lebih dari 30.000 warga Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel, yang dilancarkan setelah serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang pada bulan Oktober.

Israel mengatakan pihaknya bersedia mengizinkan lebih banyak bantuan melalui dua pos pemeriksaan di tepi selatan Gaza yang telah diizinkan dibuka, dan menyalahkan PBB dan badan-badan bantuan lainnya karena gagal mendistribusikannya secara lebih luas.

Badan-badan bantuan mengatakan hal ini menjadi tidak mungkin terjadi karena rusaknya hukum dan ketertiban, dan hal ini tergantung pada Israel, yang pasukannya telah menyerbu kota-kota di Gaza dan berpatroli di sana, untuk memberikan akses dan keamanan bagi distribusi makanan.