DENPASAR – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berpartisipasi dalam Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2024 yang resmi dibuka di Denpasar, Bali pada Selasa (5/3).
Dalam Bussines Matching ke VII bertajuk `Kemandirian Produk Dalam Negeri Menuju Indonesia Emas` tersebut, Kemendikbudristek tak hanya sebagai penyelenggara, melainkan sekaligus menampilkan berbagai produk inovasi sebagai upaya mendorong perkembangan industri lokal.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) merupakan upaya yang sangat penting dilakukan dalam mewujudkan kemandirian bangsa.
Keberhasilan gerakan tersebut telah dan akan selalu berdampak langsung pada perkembangan industri dalam negeri dimulai dari bertambahnya lapangan kerja baru, terserapnya banyak tenaga kerja, terjadinya multiplier effect pada berbagai sektor yang akan memperkuat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Dalam rangka menyukseskan Gernas BBI, Kemendikbudristek meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh satuan pendidikan terutama SMK untuk menjadi produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi serta meningkatkan pengembangan produk dalam negeri yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi untuk menjadi produk substitusi impor,” ucap Suharti.
Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan bahwa seluruh Kementerian/Lembaga diharapkan terus berinovasi dan memanfaatkan produk-produk lokal agar industri dalam negeri tetap tumbuh dan berkembang.
“Saya berharap kita semua harus bekerja bahu-membahu agar ini bisa terus kita pertahankan. Kita harus upayakan semaksimal mungkin belanja produk dalam negeri,” tuturnya.
Luhut menambahkan bahwa realisasi belanja Produk Dalam Negeri (PDN) meningkat 104 persen dari Rp 749,5 triliun pada 2022 menjadi Rp 1.349,8 triliun pada 2023.
Apresiasi diberikan kepada BUMN yang realisasinya naik pada kisaran Rp 482 triliun. Serta kepada kementerian/lembaga dan Pemda yang turut meningkat 26 persen.
Ia menyampaikan jika performa tersebut terus ditingkatkan, ia yakin akan berkontribusi untuk mencapai Indonesia Maju pada tahun 2045.
"Kondisi tersebut juga akan memberikan kepastian ke industri, dalam hal penyediaan demand, pengembangan industri dan inovasi PDN, dan peningkatan investasi untuk pengembangan PDN," kata Luhut.
Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan adanya peningkatan dalam hal keikutsertaan kementerian/lembaga maupun sektor industri dalam Business Matching tahun 2024.
“Ada 182 booth yang memamerkan berbagai macam produk dalam negeri yang berasal dari binaan Kementerian Perindustrian, Kemendikbudristek, serta Kementerian Pertahanan. Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 109 booth,” imbuhnya.
Agus Gumiwang berharap melalui Business Matching ini dunia usaha dapat saling melakukan temu bisnis untuk menginisasi maupun memperkuat kerja sama dalam hal pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Sehingga ke depannya industri dalam negeri akan semakin kuat.
Pada pameran yang diselenggarakan dari 4-7 Maret 2024, Kemendikbudristek menampilkan produk inovasi dari berbagai program penelitian yang bekerja sama dengan sektor industri.
Adapun stan Kemendikbudristek dari Ditjen Vokasi diisi di anataranya oleh Politeknik Elektronik Negeri Surabaya dengan produk Water Quality Mater yang berfungsi sebagai alat untuk memantau kualitas air.
Selain itu, beberapa Pendidikan Tinggi juga turut menampilkan produk-produk inovasinya. Satu di antaranya adalah Bus Listrik Merah Putih yang digagas oleh Muhammad Nur Yuniarto dari Institut Teknologi Sepuluh November yang bekerja sama dengan PT. INKA dan PT. International Chemical Industry (ABC).
“Platform bus listrik ini dikembangkan bersama dan diproduksi oleh PT INKA. Sementara sistem penggerak bus didesain oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi pada industri UKM. Selanjutnya untuk battery pack Bus Merah Putih, desainnya dikerjakan oleh Tim Peneliti PTN dan diproduksi bersama dengan PT INKA, PT ABC dan UKM lokal,” tegas Yuniarto.
Bussines Matching ke VII ini diikuti oleh perwakilan dari lembaga negara yang terdiri atas 86 Kementerian/Lembaga dan 552 Pemerintah Daerah, perwakilan 26 BUMN dan perwakilan Produsen Dalam Negeri yang terdiri atas 200 perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam 178 asosiasi industri.