• News

Business Matching 2024 Ditutup, Kemendikbud Tekankan Korelasi Pendidikan dan Industri

Agus Mughni Muttaqin | Jum'at, 08/03/2024 12:56 WIB
Business Matching 2024 Ditutup, Kemendikbud Tekankan Korelasi Pendidikan dan Industri Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati (kedua kiri) dalam penutupan Business Matching 2024. (Foto: Kemendikbudristek)

DENPASAR — Perhelatan Business Matching 2024 secara resmi ditutup oleh Menteri Perekonomian Maritim dan Investasi selaku Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (P3DN), Luhut Binsar Pandjaitan, pada (7/3) di Bali.

Dalam sambutannya, Menko Luhut menekankan bahwa program P3DN merupakan bagian dari suksesnya perkembangan dunia industri bangsa Indonesia. 

Menko Luhut juga mengajak kepada masyarakat Indonesia agar memiliki kebanggaam dan mau menggunakan produk-produk hasil buatan dalam negeri.

“Pada kesempatan ini saya juga berpesan kepada lembaga pemerintah agar tidak hanya berfokus pada penghabisan anggaran, namun daya serap anggaran itu juga harus digunakan secara berkualitas dan efisien, salah satunya adalah dengan membelanjakan produk dalam negeri,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, menegaskan bahwa faktor utama dan selalu harus menjadi pertimbangan dalam korelasi dunia pendidikan dengan industri adalah lulusan itu sendiri.

Menurut Kiki, Kemendikbudristek terus berupaya memastikan lulusan vokasi harus berelevansi setinggi mungkin sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Ketika ada permintaan produk dalam negeri yang meningkat, maka industri-industri dalam negeri, terutama Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu akan membutuhkan upaya inovatif untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Kemana mereka akan mencari dalam waktu yang cepat?" kata Kiki.

"Dengan jumlah pesanan yang sudah berdatangan mereka akan mencari lulusan vokasi, mereka menjadikan lulusan vokasi sebagai teaching factory dan mitra mereka dalam menyiapkan suku cadang, serta pembuat dari produksinya,” sambungnya.

Kiki menambahkan, dampak dari kebijakan P3DN bagi sektor pendidikan adalah sangat positif. Saat ini anak-anak vokasi bukan hanya belajar membuat dan melakukan praktik, namun mereka juga sudah memperhatikan bahwa kalau mereka memproduksi sesuatu ada kepentingan pelanggan yang harus dipikirkan.

“Dengan kesadaran tersebut, maka dampak positif tersebut juga dirasakan oleh perguruan tinggi. Pada level perguruan tinggi riset yang mereka lakukan akan semakin maju dan berkualitas,” kata Kiki.

Selanjutnya, Kiki berharap produksi vokasi terus berkembang, memproduksi karya secara massal, dipasarkan ke pasar industri, dan dipakai oleh masyarakat Indonesia.

“Kami diberi arahan oleh Menko Luhut agar ayo buat produksi yang lebih baik lagi, menyiapkan hasil inovasi ini agar dapat dipakai oleh masyarakat dengan tetap menjaga kualitas serta mematuhi perizinan yang ada,” ujar Kiki.

Sebagai informasi, pada perhelatan Business Matching 2024, vokasi Kemendikbudristek menghadirkan sejumlah produk dalam negeri, salah satunya adalah We Care, produk inovasi bidang Kesehatan karya Politeknik Negeri Bali.

Selain bidang kesehatan, produk dalam negeri karya vokasi juga menyentuh inovasi bidang transportasi. Kursi kereta api karya SMK Negeri 2 Salatiga turut meramaikan stan pameran vokasi Kemendikbudristek dalam Business Matching 2024.

Bussines Matching ke VII telah dilaksanakan sejak 4 s.d. 7 Maret 2024.

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari lembaga negara yang terdiri atas 86 Kementerian/Lembaga dan 552 Pemerintah Daerah, perwakilan 26 BUMN dan perwakilan Produsen Dalam Negeri yang terdiri atas 200 perusahaan dalam negeri yang tergabung dalam 178 asosiasi industri.