RUPST Restui, OCBC NISP Bakal Genjot Akuisisi Bank Commenwealth

Budi Wiryawan | Senin, 18/03/2024 17:35 WIB
RUPST Restui, OCBC NISP Bakal Genjot Akuisisi Bank Commenwealth Bank OCBC NISP (Iconomics)

JAKARTA - PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) bakal genjot proses akuisisi unit usaha dari Commonwealth Bank of Australia (CBA) di Indonesia yakni PT Bank Commonwealth pada tahun ini setelah mendapatkan restu pemegang saham.

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar, hari ini Senin (18/3/2024) memang telah memberi restu emiten bank portofolio Lo Kheng Hong ini untuk mengambil alih Bank Commonwealth.

"Kami harapkan proses akuisisi ini selesai setelah RUPST yakni pada kuartal II/2024, dilanjutkan dengan penggabungan pada paruh kedua 2024," ujar Presiden Direktur, OCBC Indonesia Parwati Surjaudaja.

Menurutnya, akuisisi Bank Commonwealth merupakan upaya berkesinambungan bank untuk mengembangkan bisnis ritel.

"Proses akuisisi masih pada tahap awal. Kami berharap sinergi di ritel akan baik, kami cermati ke depannya," tutur Parwati.

Seperti diketahui, OCBC Indonesia telah melakukan penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Commonwealth Bank of Australia (CBA) untuk membeli 99,00% saham unit usahanya di Indonesia, PTBC. Estimasi nilai rencana transaksi akuisisi PTBC oleh OCBC Indonesia adalah sebesar Rp2,2 triliun.

OCBC Indonesia bermaksud untuk mengakuisisi sisa 1,00% saham PTBC dari pemegang saham lainnya. Rencana akuisisi ini akan memerlukan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan pemenuhan kondisi lainnya. Setelah akuisisi selesai, PTBC akan diintegrasikan ke dalam OCBC Indonesia.

Agenda lain dalam RUPST, OCBC NISP mengantongi laba bersih sebesar Rp4,1 triliun di sepanjang 2023 lalu. Capaian itu meningkat 23% dibandingkan tahun 2022 lalu yang sebesar Rp3,3 triliun.

Tak hanya membukukan peningkatan laba bersih, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank tersebut juga kuat di angka 23,7% atau jauh di atas ketentuan minimum.

Pencapaian kinerja yang solid tersebut didorong oleh pertumbuhan kinerja kredit yang tumbuh signifikan sebesar 12% YoY dengan kualitas kredit yang terjaga baik.

Sebagai hasilnya, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12,0% pada akhir tahun 2023 dengan total aset Bank sebesar Rp250 triliun.