• News

Gotong Royong Bantu Satuan Pendidikan Beri Layanan Pendidikan Inklusif

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 23/03/2024 11:15 WIB
Gotong Royong Bantu Satuan Pendidikan Beri Layanan Pendidikan Inklusif Peluncuran Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif. (Foto: Kemendikbudristek)

JAKARTA — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah meluncurkan modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif untuk seluruh guru di Indonesia, yang dapat diakses melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, mengatakan bahwa modul pelatihan tersebut dapat dipelajari secara mandiri dan bersama-sama oleh guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah/penilik di seluruh Indonesia.

Pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif melalui modul pembelajaran ini dapat diakses di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Modulnya terbagi atas tiga tingkat yakni dasar, lanjut dan mahir.

“Saya berharap agar guru-guru di seluruh Indonesia mau belajar agar dapat membantu mewujudkan ekosistem satuan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan,” kata Nunuk dalam peluncuranModul Pendidikan Iknlusif, pada kamis di Jakarta (21/3).

Perwakilan Tim Pengembang Modul Pendidikan Inklusif, Siti Luthfah, menjelaskan topik yang dibahas dalam modul tingkat dasar yang pertama adalah tentang keragaman peserta didik. Pertama, pendidik diajak untuk memahami dan menghargai keragaman yang ada di dalam kelas.

Kedua, topik tentang pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pada topik ini, pendidik diharapkan dapat merespons kebutuhan semua peserta didik tanpa terkecuali dan pengelolaan kelas yang berpusat pada semua peserta didik.

Topik yang terakhir adalah kolaborasi para pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan.

“Tentunya melalui modul ini diharapkan dapat menghasilkan pendidik yang punya keluasan hati, sehingga dapat mewujudkan pembelajaran dan pendidikan yang aman, ramah, dan menyenangkan di satuan pendidikan," ujar Siti.

"Semoga hal ini dapat bermanfaat sebagaimana visi dan tujuan kita. Mari kita berkolaborasi untuk mewujudkannya bersama-sama. Untuk bapak dan ibu guru, selamat menyelami modul ini,” sambungnya.

Peluncuran modul pelatihan berjenjang tentang pendidikan inklusif ini juga mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya adalah Kepala SD Negeri Blimbing Lama 2, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Sariyati Bahanah.

Ia mengatakan modul ini dapat membantu para guru untuk mengembangkan kompetensi dalam mengelola keragaman dalam kelas mereka, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus.

Sariyati mengisahkan, sekolahnya mempunyai murid berkebutuhan khusus namun guru-guru tidak punya pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus. Berbekal tekad yang kuat, ia dan para guru terus belajar untuk bisa memberikan layanan terbaik bagi anak berkebutuhan khusus.

“Modul pendidikan berjenjang pendidikan inklusif yang sudah diunggah di PMM akan sangat membantu guru-guru kami mengembangkan kompetensi tentunya,” kata Sariyati.

Ia bercerita, meski memiliki murid berkebutuhan khusus, namun mereka tidak pernah membeda-bedakan para peserta didik. Guru dan murid saling berkolaborasi agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan di kelas.

“Kami tidak pernah membatasi murid yang berkebutuhan khusus untuk bergaul dengan siapa saja di sekolah. Mau bergaul dengan kakak kelas, adik kelas, silakan. Hal yang terpenting adalah dia gembira di sekolah,” tutur Sariyati.