JAKARTA – Umat Islam di seluruh dunia saat ini sedang menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H/2024.
Berdasarkan Kitab Fadhilah Ramadhan yang ditulis Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi rahmatullah alaih menjelaskan bahwa puasa Ramadhan dibagi menjadi tiga bagian.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa bagian pertama bulan Ramadhan adalah masa diturunkannya rahmat. Maksudnya, rahmat Allah SWT dicurahkan kepada seluruh hamba-Nya yang Muslim.
Setelah itu, Allah SWT akan menambah rahmat tersebut kepada orang-orang yang mensyukurinya. Allah Subhanahu wa Ta`ala berfirman:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Wa iż ta`ażżana rabbukum la`in syakartum la`azīdannakum wa la`in kafartum inna ‘ażābī lasyadīd(un).
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim ayat 7)
Bagian pertengahan Ramadhan adalah masa diturunkannya ampunan sebagai balasan dan penghormatan terhadap puasa yang telah dilakukan. Bagian ketiga Ramadhan adalah pembebasan dari api neraka.
Banyak hadits lain yang menyebutkan tentang pembebasan dari api neraka pada akhir bulanR amadhan. Bulan Ramadhan terbagi menjadi tiga bagian, sebagaimana diterangkan dalam hadits di atas.
"Menurut pemahaman saya yang lemah ini, bulan Ramadhan dibagi menjadi tiga, yaitu rahmat, maghfirah (ampunan), dan kebebasan dari api neraka," kata Syaikhul Hadits Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam Kitab Fadhilah Ramadhan.
Sebab manusia terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, orang-orang yang tidak mempunyai beban dosa, sehingga Ramadhan semenjak awal merupakan curahan hujan rahmat dan nikmat bagi mereka.
Kedua, orang-orang yang beban dosanya ringan, mereka menerima ampunan dari Allah SWT setelah berpuasa beberapa hari. Sebagai berkah dan balasan terhadap puasa mereka, dosa-dosa mereka diampuni.
Ketiga, orang-orang yang banyak berbuat dosa. Bagi mereka, kebebasan dari api neraka setelah berpuasa lebih lama pada bulan Ramadhan.
Bagi golongan yang semenjak awal Ramadhan telah memperoleh rahmat Allah SWT dan golongan yang dosa-dosanya telah diampuni, maka tidak perlu ditanyakan lagi berapa banyak rahmat bercucuran kepada mereka (di akhir Ramadhan).
Penjelasan hadits ini dilansir republika.co.id yang mengutip dari terjemahan Tim Penerjemah Kitab Fadhilah Amal Masjid Jami Kebon Jeruk Jakarta, diterbitkan Pustaka Ramadhan.