BUNGO – Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) optimistis penyaluran bantuan pangan beras akan kembali menggunakan produksi dalam negeri. Hal ini sejalan telah mulainya panen padi oleh petani.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menyampaikan hal itu di sela mendamping Presiden Joko Widodo (Jokowi) memantau penyaluran bantuan pangan beras, di Gudang Perum Bulog Manggis, Bungo, Jambi, Kamis (4/4/2024).
“Ini yang (bantuan pangan beras) 10 kilogram sudah diterima? Sudah berapa kali? Oh ini yang ke-4. Nanti akan dilanjutkan ke bulan berikutnya sampai Juni, setuju? Semuanya sampai Juni ya. Nanti kita akan melihat lagi APBN. Kalau anggarannya memungkinkan, akan diteruskan lagi sampai Desember, tapi nggak janji. Karena saya kan buka APBN dulu, nanti bulan Juni. Kalau (sudah) dibuka anggarannya, (dan) memungkinkan (maka) akan diteruskan. Tapi kalau tidak memungkinkan, ya tidak (diteruskan). Saya ngomong apa adanya,” kata Presiden kepada masyarakat penerima bantuan.
“Berasnya yang diterima (kualitas) baik-baik semuanya ya? Tidak ada yang hitam? Tidak ada yang kuning? Bagus (kalau begitu). (Berasnya) bersih, (juga) bagus. Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan yang baik ini kepada bapak ibu semuanya. Selamat hari raya Idulfitri. Selamat Lebaran. Mohon maaf lahir dan batin,” ujar Presiden.
Sementara itu, Arief menyatakan, NFA saat ini fokus menjaga harga di tingkat petani karena panen raya segera tiba. Ia pun optimis bantuan pangan beras yang dikucurkan oleh Perum Bulog ke depannya akan kembali menggunakan produksi dalam negeri.
“Bantuan pangan ini diberikan mulai dari tahun lalu, dari 2023. Kemudian berlanjut di 2024. Tadi Bapak Presiden sampaikan sampai dengan Juni. Lalu akan melihat anggarannya nanti, kalau misalnya ada kecukupan, maka akan dilanjutkan sampai dengan mungkin 3 bulan berikutnya. Bapak Presiden juga menyampaikan bahwa saat ini sudah panen. Panennya sudah agak banyak. Bulan Maret 3,8 juta ton, bulan April ini total nasional itu 4,9 juta ton, sehingga fokus kita adalah menjaga harga petani,” ujar Arief.
“Untuk itu, kami telah memerintahkan Bulog untuk menyerap produksi dalam negeri, karena sekarang waktunya kita menyerap, sehingga nanti bantuan pangan beras dan program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu bisa mulai menggunakan beras dari produksi dalam negeri kembali. Per kemarin pun, kita telah berikan kebijakan fleksibilitas harga pembelian gabah dan beras. Dengan itu, Bulog dapat menjalankan perannya untuk menyerap hasil petani kita dan di sisi lain harga petani pun dapat terjaga," lanjutnya.
“Bapak Presiden itu kalau ke daerah pasti menyempatkan untuk melihat Gudang Bulog, sehingga kami akan pastikan ketersediaan stok di semua daerah senantiasa cukup, sehingga masyarakat tidak perlu belanja berlebihan. Belanja sesuai dengan kebutuhan saja, karena stok cadangan pangan kita sangat mencukupi, terutama untuk Lebaran nanti,” pungkasnya.