• Bisnis

Kuartal I 2024, Lifting Minyak Indonesia Capai 563 Ribu Barel

Eko Budhiarto | Sabtu, 06/04/2024 03:40 WIB
Kuartal I 2024, Lifting Minyak Indonesia Capai 563 Ribu Barel Ilustrasi pengeboran minyak

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa realisasi lifting minyak pada Kuartal I 2024 sebesar 563 ribu barel minyak per hari (barrel oil per day/BOPD).

“Sebagai catatan, capaian lifting migas Kuartal I 2024 sebesar 563 ribu barel atau 88,5 persen dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini, yakni sebesar 635 ribu BOPD,” ujar Arifin dalam pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (5/4/2024).
.
Capaian tersebut menunjukkan penurunan apabila dibandingkan dengan realisasi lifting migas pada Kuartal I 2023 yang sebesar 612,7 ribu BOPD.

Di sisi lain, Arifin mengungkapkan bahwa capaian lifting gas pada Kuartal I 2024 sebesar 5.075 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau 87,7 persen dari target APBN, yakni sebesar 5.784 MMSCFD.

Realisasi dari sisi gas juga lebih rendah apabila dibandingkan dengan capaian pada Kuartal I 2023, yang sebesar 5.399 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Oleh karena itu, Arifin berpesan kepada Shinta Damayanti selaku Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) yang baru dilantik untuk menjaga tingkat produksi migas nasional.

“Salah satu yang harus diperhatikan SKK Migas adalah mengawal proyek-proyek strategis nasional agar dapat memberikan kontribusi produksi secara optimal dan tepat waktu,” ujar Arifin.

Kemunduran realisasi proyek, tutur Arifin melanjutkan, akan menyebabkan target produksi tidak tercapai dan biaya yang akan tidak terkendali.

Menurut Arifin, tantangan SKK Migas pada 2024 untuk mencapai target produksi lifting migas lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“SKK Migas harus mencari terobosan-terobosan agar rencana program kerja di lapangan-lapangan migas existing dapat dioptimalkan dengan baik,” ucap Arifin.