• News

Bantuan Baru Masuk Jelang Hari Raya Idul Fitri, Gaza Masih Dilanda Kelaparan

Yati Maulana | Rabu, 10/04/2024 23:05 WIB
Bantuan Baru Masuk Jelang Hari Raya Idul Fitri, Gaza Masih Dilanda Kelaparan Bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza dijatuhkan dari pesawat, seperti yang terlihat dari Israel, 4 April 2024. REUTERS

GAZA - Seorang anak laki-laki terhuyung-huyung di antara tenda-tenda di kamp pengungsi Gaza pada hari Senin. Tangannya melingkari kotak kardus bantuan menjelang hari raya Idul Fitri, enam bulan setelah kampanye udara dan darat Israel yang telah menghancurkan daerah kantong Palestina.

Serangan militer Israel sebagai pembalasan atas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober telah mendorong Gaza ke ambang kelaparan, kata badan-badan bantuan, meskipun lebih banyak bantuan mulai mengalir masuk.

Warga Palestina di Gaza mengatakan pasokan tambahan masih belum cukup untuk meringankan kondisi sulit karena hampir semua penduduk di wilayah kecil dan padat itu terpaksa mengungsi dari rumah mereka.

Idul Fitri, hari raya yang mengakhiri bulan puasa Ramadhan, diperkirakan akan tiba di Gaza pada hari Rabu, tergantung pada penampakan bulan yang jelas, namun tidak banyak yang bisa membuat warga Palestina bersorak pada tahun ini.

Anak laki-laki yang berjuang di bawah kotak kardus itu menerimanya dari pusat distribusi PBB di pusat kota Deir al-Balah di mana ada antrean panjang orang-orang yang berdiri untuk menunjukkan kertas identitas sebagai ganti kotak berisi makanan kaleng.

"Makanan tidak cukup. Saya belum menerima satu kotak selama dua bulan. Kemarin kami mendapat sebuah kotak yang tidak akan cukup untuk saya atau anak-anak saya dan 18 orang lainnya yang bersama kami. Jika satu orang mendapat satu kotak setiap hari itu tidak akan cukup,” kata Fayez Abdelhadi di kamp.

Dia mengatakan pengiriman bantuan juga kekurangan pasokan kebersihan dasar seperti sabun dan deterjen, meskipun kerusakan besar-besaran telah membantu memicu krisis kesehatan masyarakat dengan sedikitnya air bersih dan merajalelanya penyakit.

Umm Mohammed Hamad, seorang wanita di kamp yang mengungsi dari rumahnya di Beit Hanoun di Gaza utara, mengatakan dia telah tinggal di tempat penampungan PBB di sana selama hampir dua bulan.

“Kami tidak menerima kotak apa pun, tidak ada bantuan. Baru hari ini mereka mulai membagikan kotak,” ujarnya.

RUMAH SAKIT
Beberapa rumah sakit telah melaporkan anak-anak meninggal karena kekurangan gizi dan kelaparan sejak bulan lalu dan telah memperingatkan adanya kematian lain yang dapat dicegah karena kurangnya pasokan medis.

Di rumah sakit Kamal Adwan di Gaza utara, kepala media Wissam al-Sekni mengatakan kiriman yang tiba pada hari Minggu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasien, khususnya antibiotik untuk mengobati cedera yang biasa terjadi di zona perang.

Namun dia mengatakan kurangnya makanan yang bervariasi dan bergizi adalah masalah terbesar.

“Anak-anak (di RS) sebagian besar datang dengan gizi buruk, terutama bayi prematur karena ibu kurang gizi,” kata Sekni.

Di bangsal neonatal, bayi berusia empat bulan, Assem al-Najjar, tidak bertambah berat badannya sejak lahir, kata ibunya, dan memerlukan operasi untuk lubang di jantungnya yang tidak mungkin dilakukan di Gaza saat ini.

Kampanye Israel di Gaza dimulai ketika Hamas menyerbu melintasi perbatasan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyeret 253 lainnya sebagai sandera menurut penghitungan Israel.

Serangan di daerah kantong tersebut telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina menurut otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas.
Tekanan internasional terhadap Israel untuk membiarkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza meningkat pekan lalu setelah serangan udara menargetkan konvoi bantuan dan menewaskan tujuh pekerja bantuan.

Menanggapi tekanan tersebut, Israel mengatakan telah menyetujui pembukaan kembali penyeberangan Erez ke Gaza utara dan penggunaan sementara pelabuhan Ashdod di Israel selatan untuk mendatangkan pasokan.