• Bisnis

Yordania, Lebanon, Irak Buka Kembali Wilayah Udara yang Ditutup karena Serangan Iran Terhadap Israel

Tri Umardini | Senin, 15/04/2024 06:01 WIB
Yordania, Lebanon, Irak Buka Kembali Wilayah Udara yang Ditutup karena Serangan Iran Terhadap Israel Emirates mengumumkan pembatalan beberapa penerbangannya dan mengubah rute penerbangan lainnya. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Yordania, Irak, dan Lebanon telah membuka kembali wilayah udara mereka setelah menutupnya karena serangan pesawat tak berawak dan rudal Iran terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya.

TV pemerintah Yordania pada Minggu (14/4/2024) mengatakan, negaranya telah melanjutkan operasi lalu lintas udara, mengutip otoritas penerbangan. Pembukaan wilayah udaranya dilakukan lebih dari tiga jam lebih awal dari jadwal.

Lebanon mengatakan bandaranya akan melanjutkan aktivitasnya setelah penutupan semalam, TV pemerintah melaporkan.

Otoritas penerbangan Irak mengatakan risiko keamanan kini telah diatasi.

Sementara itu, Israel juga membuka kembali wilayah udaranya pada hari Minggu pukul 7:30 pagi (04:30 GMT), dan menambahkan bahwa jadwal penerbangan dari Tel Aviv diperkirakan akan terpengaruh.

Maskapai penerbangan utama El Al mengatakan pihaknya telah kembali beroperasi dan “bekerja untuk menstabilkan jadwal penerbangan sesegera mungkin”.

“El Al akan terus beroperasi semaksimal mungkin untuk menjaga jembatan udara dari dan ke Israel,” katanya.

Pada Sabtu malam (13/4/2024), Iran meluncurkan drone peledak dan menembakkan rudal ke Israel – serangan langsung pertamanya ke wilayah Israel sebagai serangan balasan yang meningkatkan ancaman konflik regional yang lebih luas.

Teheran telah berjanji untuk membalas apa yang dikatakannya sebagai serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran pekan lalu di Damaskus yang menewaskan seorang komandan senior Pasukan Quds luar negeri Korps Garda Revolusi Iran dan enam perwira lainnya.

Yordania, yang terletak di antara Iran dan Israel, telah menyiapkan pertahanan udara untuk mencegat drone atau rudal apa pun yang melanggar wilayahnya, kata dua sumber keamanan regional kepada kantor berita Reuters.

Jordan mengatakan pihaknya mencegat beberapa benda terbang yang memasuki wilayah udaranya tadi malam untuk menjamin keselamatan warga, kata pernyataan kabinet.

“Beberapa pecahan peluru jatuh di beberapa tempat selama waktu tersebut tanpa menyebabkan kerusakan berarti atau cedera pada warga,” tambahnya.

Reaksi terhadap serangan Iran sangat cepat, dan banyak negara menggambarkan serangan tersebut sebagai peningkatan yang serius, dengan potensi konsekuensi yang luas di wilayah tersebut.

Serangan-serangan itu terjadi di tengah perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza, yang tidak menunjukkan tanda-tanda mereda meskipun ada banyak upaya mediasi.

Sementara itu, maskapai penerbangan global juga telah membatalkan penerbangan dan mengubah rute setelah serangan Iran.

Emirates yang berbasis di Uni Emirat Arab mengumumkan pembatalan beberapa penerbangannya dan mengubah rute penerbangan lainnya, kata juru bicara maskapai tersebut.

“Kami memantau situasi dengan cermat dan melakukan segala upaya untuk memastikan gangguan minimal terhadap pelanggan setelah penutupan wilayah udara baru-baru ini,” kata juru bicara maskapai tersebut.

Etihad Airways yang berbasis di Abu Dhabi membatalkan penerbangan ke Yordania dan Israel pada hari Minggu, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Swiss International Air Lines telah menangguhkan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata maskapai itu dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada hari Minggu.

Swiss, yang dimiliki oleh maskapai Jerman Lufthansa, mengatakan semua pesawatnya menghindari wilayah udara Iran, Irak dan Israel, sehingga menyebabkan penundaan penerbangan dari India dan Singapura.

Lufthansa mengatakan pihaknya menangguhkan penerbangan ke Amman, Beirut, Erbil dan Tel Aviv setidaknya hingga Senin menyusul gejolak terbaru di Timur Tengah.

Dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita Reuters, maskapai Jerman tersebut mengatakan pihaknya juga akan memastikan penerbangannya menghindari wilayah udara di atas Israel, Yordania dan Irak di masa mendatang.

Austrian Airlines, yang juga merupakan bagian dari Grup Lufthansa, mengumumkan pihaknya menangguhkan penerbangan ke Teheran hingga 18 April 2024.

“Rute jarak jauh melalui Timur Tengah juga akan dialihkan karena berbagai penutupan wilayah udara,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Sebagai tindakan pencegahan, bandara internasional Imam Khomeini di Iran dan bandara Mehrabad, yang sebagian besar didedikasikan untuk penerbangan domestik, akan tetap ditutup hingga Senin pukul 06:00 (0230 GMT), menurut kantor berita ISNA. (*)