JAKARTA - Konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi sejak Oktober 2023 dinilai telah berkembang menjadi kekacauan di kawasan Timur Tengah. Terbaru, Iran melancarkan serangan terhadap Israel sebagai tanda pembelaan atas genosida di Gaza.
Serangan tersebut terjadi pada Minggu, 14 April 2024 kemarin. Hal itu sekaligus menandai babak baru terhadapa perkembangan tatanan perdamaian dunia.
Ekonom Indonesia Achmad Nur Hidayat menilai konfilik Palestina saat ini sudah berubah menjadi konflik lintas negara. Perangan antara dua kubu yakni Israel dan non Israel diprediksi akan terjadi.
"Konflik Palestina, kini sudah menjadi perang terbuka lintas negara yaitu Kubu Israel dan Kubu Non Israel. Kubu Israel antara lain Israel, Jordan, AS dan Inggris melalui bantuan dana dan bantuan kapal induk dan peralatan militer lainnya sementara kubu non Israel meliputi Iran, Yaman dan Lebanon Selatan (Hizbullah)," kata Nur Hidayat dalam keterangan yang diterima katakini.com, Senin (15/4/2024).
Menurut Nur Hidayat, Iran sudah meprediksi akan adanya serangan balasan dari Israel. Namun serangan pada akhir pekan kemarin dianggap Iran sebagai sebuah keharusan untuk memperingati Israel.
"Iran sendiri tampaknya sudah memprediksi serangan selanjutnya dari Israel namun bagi Iran serangan 14 April 2024 adalah keharusan untuk mencapai keseimbangan antara membalas secara terbuka atas serangan di Damaskus dan menghindari provokasi tindakan militer Israel lebih lanjut," ucapnya.
Dengan begitu, Nur Hidayat menilai perang terbuka antara Iran dan Israel akan meluas ke beberapa negara sekutu. Sebab menurutnya, serangan Iran kemarin baru permulaan dari adanya perang besar di masa depan.
"Perang terbuka Iran dan Israel ini baru permulaan, diprediksi perang ini akan menjadi perang yang lebih luas daripada sekedar perang dua negara Iran versus Israel," lanjutnya.
Meski demikian, serangan Iran kemarin berpotensi mengurangi intensitas genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza yang tidak berdosa. Posisi tersebut menurut Nur Hidayat sangat tidak menguntungkan bagi Israel.
Sebab, Israel akan memiliki dua blok yang berperang. Satu sisi membantai Hamas, dan juga menanggulangi serangan Iran.
"Meski demikian, serangan Iran dipercaya mampu meredam aggresifitas IDF Israel dalam membunuh warga Gaza yang tidak berdosa. Kini Israel akan berfikir dua kali bila harus memiliki dua front perang satu di Gaza, Palestina dan satu dengan Iran. Oleh karena itu Israel untuk sementara waktu akan mengurangi serangannya ke Gaza," pungkasnya.