Iran Bom Israel, Pengamat: Komunikasi Tingkat Tinggi Iran pada dunia

Aliyudin Sofyan | Kamis, 18/04/2024 14:23 WIB
Iran Bom Israel, Pengamat: Komunikasi Tingkat Tinggi Iran pada dunia Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih. Foto: dok katakini

JAKARTA – Dunia dikejutkan oleh serangan drone Iran kepada negara penjajah Israel, hanya berselang beberapa hari setelah umat Muslim merayakan Idul Fitri 1445 Hijriyah/2024 di seluruh dunia.

Pengamat Komunikasi Politik Frans Immanuel Saragih melihat, serangan rudal drone Iran tersebut merupakan balasan Iran atas serangan penjajah Israel kepada negara mereka dengan mengebom negara tersebut di Damaskus.

“Serangan bom itu dari sisi diplomatik merupakan serangan terhadap tanah dan negara Iran yang juga menewaskan sejumlah diplomat termasuk petinggi militer Iran,” kata Frans di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Frans mengatakan, pada tahun 2020, Iran juga kehilangan Jendral Soelamani yang diserang oleh Amerika, sekutu dari negara penjajah Israel.

“Perlu diingat bahwa Iran dan penjajah Israel adalah bangsa tua dalam peradaban dunia. Mereka sudah ada berabad abad lamanya dalam sejarah dunia,” tutur Frans.

Iran sebagai bangsa dulu kita kenal sebagai Persia yang merupakan salah satu pusat peradaban dunia,” imbuhnya.

Apa yang terjadi saat ini, lanjut Frans, merupakan pesan atau atau komunikasi tingkat tinggi Iran, bahwa negara tersebut mampu melakukan seperti apa yang dilakukan oleh negara penjajah Israel kepada bangsa lain.

Perlu diingat, katanya, bahwa selama hampir 40 tahun Iran di embargo sedemikian rupa, tetapi Iran mampu bertahan, bahkan melakukan adaptasi yang sangat baik terhadap perkembangan tekhnologi. “Bangsa Iran atau Persia ini merupakan ras orang orang cerdas,” ucap Frans.

Oleh karena itu, sambung Frans, kelanjutannya tinggal tergantung negara penjajah Israel. Seandainya mereka melakukan serangan balasan ke Iran atau mencederai orang penting Iran atau bahkan mengulangi kejadian seperti di Damaskus, maka situasi ketegangan tingkat tinggi akan terjadi yang berujung perang.

“Maka dunia mengharapkan kedua belah pihak mampu menahan diri agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan umat manusia ucap,” tutup Frans.