JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krinasmurthi memastikan stok beras aman dengan ketersediaan 1,45 juta ton. Secara nasional, stok pangan dasar ini mencapai 1,45 juta ton.
Jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) itu sudah termasuk penyerapan 633.000 ton setara gabah atau 329.000 ton beras yang dilakukan Bulog beberapa waktu lalu di tingkat petani di Tanah Air.
Pasokan beras Bulog nantinya digelontorkan ke masyarakat melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) alias operasi pasar.
Selain itu, digunakan untuk bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (Kg) periode Mei dan Juni 2024.
Saat ini, 22 juta data keluarga penerima manfaat (KPM) masih diperbaharui. Bulog masih menunggu hasil up date, sebelum bansos beras kembali disalurkan.
“Posisi stok Bulog hari ini agak banyak, yaitu 1,45 juta ton, dan jumlah yang agak banyak ini terjadi karena program bantuan pangan belum berjalan, masih menunggu update data,” ujar Bayu saat konferensi pers, ditulis Jumat (26/4/2024).
Adapun pembaharuan data KPM ditargetkan rampung pekan ini, setelah itu Bulog kembali melanjutkan distribusi bansos beras untuk periode Mei-Juni.
“Mudah-mudahan dalam minggu ini segera selesai, dan nanti kita segera salurkan bantuan pangan itu dalam sisa bulan Mei-Juni, untuk 3 bulan jumlahnya,” paparnya.
Pemerintah memang memperpanjang penyaluran bantuan sosial beras 10 Kg hingga Juni tahun ini. Bansos disalurkan untuk menjaga stabilitas dan menanggulangi kenaikan harga pangan yang terjadi sejak tahun lalu.
Penyaluran bansos beras menggunakan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Bansos disalurkan kepada 22 juta KPM yang masing-masing akan menerima sebanyak 10 Kg setiap bulan.