ISTANBUL - Polisi Turki menahan 210 orang pada Rabu, kata Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya, setelah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk menghentikan para pengunjuk rasa mencapai Taksim Square, titik fokus demonstrasi May Day di Istanbul.
Presiden Tayyip Erdogan mengatakan pada malam May Day bahwa protes tahunan tidak akan diizinkan terjadi di Lapangan Taksim, yang ditutup oleh polisi.
Pakar hukum mengatakan sikap ini melanggar hak warga Turki untuk menyelenggarakan pertemuan publik dan demonstrasi, sebuah hak yang dikuatkan oleh Mahkamah Konstitusi dalam keputusan Oktober lalu.
Pemimpin oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP) di Turki, Ozgur Ozel, menyerukan agar unjuk rasa tetap dilanjutkan meskipun ada larangan yang dikeluarkan oleh kantor Gubernur Istanbul.
“Jika tanggal 1 Mei tidak dirayakan di alun-alun utama negara, demokrasi akan berada dalam masalah. Perjuangan ini akan berlanjut sampai Taksim bebas,” kata Ozel kepada wartawan di distrik Sarachane, Rabu.
Ozel dan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, yang terpilih kembali tahun ini melalui tiket CHP, kemudian bergabung dengan para pekerja dan anggota serikat buruh untuk melakukan unjuk rasa menuju Taksim Square di dekatnya untuk memprotes melonjaknya inflasi dan kesulitan ekonomi.
Namun, panitia penyelenggara May Day tak lama setelah itu mengumumkan berakhirnya demonstrasi di Sarachane setelah adanya intervensi polisi, sehingga menimbulkan cemoohan marah dari massa, seperti yang ditunjukkan dalam video yang diposting di X.
Pihak berwenang telah mengerahkan penembak jitu di Saluran Air Valens yang bersejarah di Sarachane dan membuat barikade dengan kendaraan meriam air dan puluhan petugas polisi, memblokir semua rute menuju alun-alun tersebut, menurut video Reuters.
Beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah pasukan keamanan ketika mereka mencoba menerobos barikade.
Yerlikaya mengatakan lebih dari 42.000 petugas polisi telah dikerahkan di Istanbul untuk demonstrasi yang diadakan setiap tahun untuk memperingati Hari Buruh Internasional.
Protes seringkali berpusat di Lapangan Taksim, di mana 34 orang terbunuh dalam demonstrasi pada tanggal 1 Mei 1977.