JAKARTA - Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Gerakan Hamas, telah berbicara dengan Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar, Sheikh Mohammed Abdul Rahman Al Thani melalui telepon.
Mereka membahas negosiasi terbaru mengenai “menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina”, menurut pernyataan Hamas.
“Ismail Haniyeh menghargai peran yang dimainkan Qatar dalam mediasi, dan menekankan semangat positif gerakan tersebut dalam mempelajari proposal gencatan senjata yang baru-baru ini diterima,” kata pernyataan itu.
“Kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan diskusi yang sedang berlangsung dengan tujuan mematangkan perjanjian yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan cara yang memenuhi tuntutan rakyat kami dan menghentikan agresi terhadap mereka.”
Sebelumnya, Hamas mengatakan delegasinya akan segera mengunjungi Mesir untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata lebih lanjut.
Hamas Puji Kolombia yang Putuskan Hubungan dengan Israel
Hamas memuji keputusan Kolombia yang memutuskan hubungan dengan Israel
Kelompok tersebut mengatakan langkah Kolombia merupakan pengakuan atas penderitaan rakyat Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas juga meminta negara-negara Amerika Latin lainnya untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel, yang mereka gambarkan sebagai “entitas jahat dan fasis yang melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat kami”.
Secara historis, Kolombia adalah salah satu mitra terdekat Israel di Amerika Latin. Namun hubungan kedua negara mendingin sejak Gustavo Petro terpilih sebagai presiden pada tahun 2022.
Pemimpin sayap kiri tersebut mengumumkan pemerintahnya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel mulai Kamis (2/5/2024), dan menggambarkan tindakan Israel di Gaza sebagai “genosida” dan membandingkannya dengan Nazi Jerman.
Dia sebelumnya telah menangguhkan pembelian senjata dari Israel.
Hamas mengatakan mereka sangat menghargai sikap Petro.
Berikut pernyataan Hamas selengkapnya:
Seperti yang kami laporkan sebelumnya, Hamas mengatakan akan mengirim delegasi ke Mesir untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
Berikut pernyataan lengkap grup tersebut:
“Pemimpin gerakan Hamas, Mujahid Ismail Haniyeh, melakukan panggilan telepon dengan Menteri Intelijen Mesir, Mayor Jenderal Abbas Kamel, mengenai negosiasi untuk menghentikan agresi terhadap rakyat kami.
“Pemimpin gerakan tersebut mengapresiasi peran yang dimainkan Mesir, dan menekankan semangat positif gerakan tersebut dalam mempelajari usulan gencatan senjata.
“Pemimpin gerakan tersebut mengonfirmasi kepada Menteri Abbas Kamel bahwa delegasi perundingan gerakan tersebut akan datang ke Mesir sesegera mungkin untuk menyelesaikan diskusi yang sedang berlangsung dengan tujuan mematangkan perjanjian yang memenuhi tuntutan rakyat kami dan menghentikan agresi.” (*)