SEOUL - Kementerian luar negeri Korea Selatan pada Kamis menaikkan tingkat kewaspadaan terorisme di lima kantor diplomatik di wilayah tersebut dengan alasan intelijen bahwa Korea Utara mungkin berupaya menyakiti para pejabatnya.
Lima lokasi tersebut termasuk kedutaan besar Seoul di Kamboja, Laos dan Vietnam, serta konsulat di Vladivostok, Rusia, dan Shenyang, Tiongkok, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Tingkat kewaspadaan terorisme dinaikkan dari Attention to Alert, yang merupakan tingkat tertinggi kedua di antara empat klasifikasi Korea Selatan, yang mengindikasikan kemungkinan terjadinya serangan sangat besar, kata kementerian luar negeri.
Secara terpisah, Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan mengatakan pihaknya memiliki “sejumlah indikasi bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk melakukan serangan teroris terhadap pejabat diplomatik dan warga negara kami,” namun tidak menguraikan sifat ancaman tersebut.
Pyongyang telah mengirimkan agen ke negara-negara tersebut untuk memperketat pengawasan terhadap misi Korea Selatan, kata NIS.
Kedutaan Besar Korea Utara di London tidak menanggapi panggilan telepon berulang kali untuk meminta komentar.
Media yang dikontrol pemerintah Korea Utara mengkritik tuduhan terorisme sebagai upaya yang dipimpin AS untuk mendiskreditkan lawan-lawan Washington.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri juga mengatakan Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan pada hari Kamis untuk membahas langkah-langkah untuk melindungi kantor diplomatik dan pejabat yang bekerja di sana.
Selama Perang Dingin, Korea Utara dituduh melakukan beberapa serangan terhadap sasaran sipil, termasuk pemboman di bandara Seoul dan sebuah pesawat Korea Selatan pada tahun 1980an.
Amerika Serikat kembali memasukkan Korea Utara ke dalam daftar negara sponsor terorisme pada tahun 2017, dengan alasan pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang dilakukan dengan agen saraf VX di bandara. di Malaysia.