PARIS - Polisi di Paris memasuki universitas bergengsi Sciences Po di Prancis pada hari Jumat dan membubarkan aktivis mahasiswa yang menempati gedung-gedungnya semalaman sebagai protes terhadap perilaku Israel dalam perang melawan Hamas di Gaza.
Seorang saksi mata Reuters melihat polisi masuk ke dalam gedung dan menghalau sebagian besar dari 70 pengunjuk rasa pro-Palestina yang berada di dalamnya. Berbeda dengan beberapa kampus perguruan tinggi di Amerika Serikat, protes di Perancis berlangsung damai dan tidak ada tanda-tanda kekerasan saat para mahasiswa dibawa keluar dari gedung.
Universitas ditutup pada hari Jumat, dengan kehadiran polisi dalam jumlah besar di sekitar gedung utamanya.
Kantor Perdana Menteri Gabriel Attal mengatakan mahasiswa pengunjuk rasa telah dievakuasi dari 23 institusi pendidikan tinggi di seluruh negeri pada hari Kamis, dan menambahkan dalam sebuah pernyataan: "Berbeda dengan apa yang kita lihat di luar negeri, yaitu di seberang Atlantik, tidak ada kamp protes permanen (... ) telah didirikan di Perancis."
Sciences Po telah menjadi pusat protes mahasiswa Perancis atas perang dan hubungan akademis dengan Israel, yang telah menyebar ke seluruh Perancis namun skalanya masih jauh lebih kecil dibandingkan yang terjadi di Amerika Serikat.
“Ada tingkat kemarahan dan kebingungan mengenai situasi ini, tentang sikap diam yang memekakkan telinga dari lembaga-lembaga tersebut mengenai apa yang terjadi (di Gaza) sejak Oktober,” kata Clement Petitjean, seorang profesor studi Amerika di Universitas Sorbonne.
“Ada tingkat kemarahan dan ketidakpuasan yang telah ada selama beberapa waktu dan (perang Gaza) adalah percikan yang menyebabkan kebakaran besar yang saat ini para elit politik tidak tahu bagaimana cara memadamkannya.”
Direktur Sciences Po Jean Basseres pada hari Kamis menolak tuntutan para pengunjuk rasa untuk meninjau kembali hubungannya dengan universitas-universitas Israel, sehingga mendorong para pengunjuk rasa untuk mempertahankan pendiriannya.
Jack, seorang mahasiswa Sciences Po yang menolak menyebutkan nama belakangnya, mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari sekitar 70 mahasiswa yang menghabiskan Kamis malamnya menempati salah satu gedung utama universitas di pusat kota Paris.
Dia mengatakan para pengunjuk rasa telah menolak ultimatum pejabat universitas untuk membersihkan sebagian besar gedung dan membatasi pergerakan mereka di area yang lebih kecil.
Juru bicara Sciences Po mengatakan beberapa kampus satelitnya di Reims, Le Havre dan Poitiers juga terkena dampak protes.
Sciences Po Lyon, sebuah universitas tidak terafiliasi di kota terbesar ketiga Perancis, juga diblokir oleh mahasiswa yang melakukan protes pada hari Jumat, serta sekolah jurnalisme Lille, menurut gambar yang disiarkan oleh saluran berita Perancis.
Petitjean mengaitkan cakupan protes yang lebih kecil di Perancis dibandingkan dengan yang terjadi di AS dengan sejumlah faktor, termasuk rendahnya tingkat hubungan ekonomi antara universitas dan entitas Israel, serta kurang terbukanya dukungan dari staf akademis.