JAKARTA - Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berencana akan menambah sekitar 40 Kementerian di kabinetnya. Hal ini dianggap tak masalah asalkan diisi oleh orang-orang yang kompeten.
Direktur Political Public and Policy Studies (P3S) Jerry Massie mengatakan Prabowo dan Gibran harus betul-betul menyeleksi menteri-menterinya.
"Usulan penambahan kursi 40 menteri di pemerintahan Prabowo ini tak terlalu masalah yang penting diatur profesional dan disi orang yang tepat dan jujur bukan maling," kata Jerry dalam keterangan yang diterima katakini.com, Jumat (10/5/2024.
Menurutnya, tidak masalah Prabowo-Gibran ingin menambah 40 Kementerian. Namun ia menyarankan agar wakil menteri dikurangi.
Sebab ia melihat negara-negara maju sangat jarang ada posisi wakil menteri. Hal itulah yang harusnya menjadi landasan Prabowo-Gibran untuk membangun Indonesia.
"Di negara,negara maju jarang saya dengar ada wamen bahkan di era Presiden terbaik Indonesia tak ada namanya wakil menteri," ucap Jerry.
"Justru 7 orang staf khusus mileneal dihapus saja tak ada keuntungan. Angkat jubir hanya 1 bukan semua di KSP mengangkat dirinya jubir," lanjutnya.
Jerry menilai, Prabowo-Gibran memerlukan tenaga ahli dalam urusan ekonomi, hukum, dan politik. Ia berharap nantinya posisi tersebur diisi oleh para pakar di bidangnya masing-masing.
Sehingga, dengan begitu isu penambahan kementeria menjadi 40 sangat realistis. Bahkan di kepemimpinan Presiden ke-2 RI Soeharto memiliki 39 Kementerian.
Asalkan, semua Kementerian diisi oleh para ahli atau pakar di bidangnya. Prabowo-Gibran jangan sampai asal memilih menteri tanpa melihat kualifikasi dan latar belakangnya.
"Saya kira isu penambahan kementerian menjadi 40 masih realistis. 38 Kementerian pun bagus.Seperti kabinet pembangunan VI Soeharto terdapat 38 kementerian," pungkas Jerry.