JAKARTA - Novo Nordisk, pembuat Ozempic, mengatakan pihaknya berencana mempelajari bagaimana obat tersebut menurunkan keinginan pengguna untuk minum alkohol.
Perusahaan mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka akan melakukan penelitian selama 28 minggu yang akan menilai efek semaglutide, bahan aktif dalam Ozempic dan obat-obatan lainnya, terhadap konsumsi alkohol.
Novo Nordisk mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa uji coba baru ini akan melihat apakah obat tersebut dapat meningkatkan kesehatan hati melalui efeknya pada peningkatan fibrosis atau jaringan parut hati, dibandingkan kecanduan alkohol secara khusus.
“Titik akhir sekunder mencakup keamanan dan tolerabilitas serta perubahan konsumsi alkohol,” kata juru bicara Novo Nordisk dalam sebuah pernyataan kepada outlet tersebut.
“Ada kebutuhan medis yang belum terpenuhi dalam penyakit hati yang berhubungan dengan alkohol, dan pengobatan pertama untuk kondisi ini adalah intervensi gaya hidup untuk tidak minum alkohol.”
Mereka menambahkan, “Meskipun tidak semua pasien dalam uji coba ini memiliki gangguan penggunaan alkohol, wajar saja jika konsumsi alkohol dimasukkan sebagai titik akhir sekunder.”
Uji coba tersebut bertujuan untuk mengumpulkan 240 peserta dan dijadwalkan dimulai pada Senin (20/5/2024), menurut database pemerintah, CNN melaporkan.
Dikutip dari People, Ania Jastreboff, MD, PhD., seorang ilmuwan dokter pengobatan obesitas di Universitas Yale mengungkapkan bagaimana beberapa pasien merasakan berkurangnya keinginan terhadap alkohol saat menggunakan Ozempic.
“Secara klinis, saya pernah melihat ini. Beberapa pasien melaporkan bahwa keinginan mereka untuk minum alkohol berkurang. Misalnya dulu mereka minum beberapa gelas wine, sekarang mereka minum setengah gelas wine dan tidak terpikir untuk meminum sisa gelasnya,” jelasnya.
“Jadi seolah-olah mereka mendapat pahala, atau apa pun yang mereka peroleh dari meminum anggur itu, mereka mendapatkannya dari jumlah yang lebih kecil. Atau mereka hanya tidak ingin minum segelas anggur," tambah Jastreboff.
Steven Batash, ahli gastroenterologi bersertifikat dan pakar penurunan berat badan di Batash Endoscopic Weight Loss mengatakan pada bulan April bahwa obat penurun berat badan juga terbukti memengaruhi libido seseorang dan bahkan mengubah kepribadiannya.
“GLP-1 secara khusus menurunkan jumlah dopamin yang dilepaskan otak setelah orang melakukan perilaku seperti minum, merokok, atau bahkan makan makanan penutup yang manis,” jelasnya.
“Dopamin adalah neurotransmitter yang `memperkuat kesenangan` dalam melakukan aktivitas tersebut,” Batash menambahkan.
“Ketika GLP-1 menghilangkan kesenangan tersebut, mereka juga menghilangkan motivasi untuk melakukan aktivitas tersebut," tandasnya. (*)