JAKARTA - Truk-truk bantuan memasuki Gaza melalui penyeberangan Karem Abu Salem di selatan ketika kondisi kehidupan ratusan ribu warga Palestina terus memburuk akibat perang Israel yang tiada henti di daerah kantong Palestina.
TV Al-Qahera yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir pada hari Minggu (26/5/2024) membagikan video di X, menunjukkan truk bantuan memasuki Gaza melalui penyeberangan, yang dikenal oleh orang Israel sebagai Kerem Shalom.
Pejabat bantuan mengatakan 200 truk berisi bantuan akan memasuki jalur tersebut.
Penyeberangan Karem Abu Salem terletak di persimpangan Israel, Gaza dan Mesir.
Empat truk pertama yang memasuki Gaza membawa bahan bakar untuk rumah sakit dan pabrik desalinasi, kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza. Dia mengatakan empat truk lainnya diperkirakan membawa gas untuk memasak.
Mahmoud mengatakan bantuan tersebut akan didistribusikan kepada organisasi-organisasi yang seharusnya menerima bantuan, yang akan membawa mereka ke gudang-gudang di zona evakuasi kota Khan Younis dan Gaza tengah.
Namun, dia mengingatkan, bantuan itu saja tidak cukup.
“200 truk itu tidak cukup untuk menghadapi tantangan dan kondisi sulit yang diciptakan tidak hanya oleh kampanye pengeboman yang intens namun juga oleh kondisi di lapangan,” kata Mahmoud.
“Kita berbicara tentang rusaknya mekanisme bantuan di lapangan dalam hal menjamin keselamatan pekerja bantuan, dalam hal infrastruktur, serta gudang yang telah sengaja diserang beberapa kali di masa lalu.”
Volume pengiriman pada hari Minggu masih jauh dari apa yang dikatakan PBB yaitu kebutuhan minimum 500 hingga 600 truk setiap hari untuk memberi makan jutaan orang – sebagian besar adalah pengungsi – yang berada di ambang kelaparan.
Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), sebuah lembaga pemantau kelaparan global, telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di beberapa bagian Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.
Bantuan untuk Gaza ditahan di perbatasan Rafah sejak awal Mei setelah pasukan Israel meningkatkan serangan militer mereka di daerah di mana ratusan ribu pengungsi Palestina berlindung. Rafah adalah pintu masuk utama ke Gaza untuk bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial.
Pejabat kemanusiaan PBB, kelompok bantuan dan petugas kesehatan telah memohon kepada Israel selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, untuk mengizinkan pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan ke Gaza, dan memperingatkan bahwa kegagalan untuk melakukan hal tersebut dapat menjerumuskan wilayah tersebut ke dalam konflik kelaparan massal.
Pada hari Jumat (23/5/2024), Mesir mencapai kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan PBB untuk sementara mengalir ke Gaza melalui Karem Abu Salem sampai mekanisme hukum tersedia untuk membuka kembali penyeberangan Rafah dari sisi Palestina.
Ada laporan bahwa beberapa persediaan makanan yang menuju Gaza mulai membusuk karena keterlambatan pengiriman karena keberatan Israel.
Puluhan orang tewas dalam 24 jam terakhir
Bahkan ketika bantuan memasuki Gaza setelah berminggu-minggu, masih belum jelas bagaimana bantuan tersebut akan dikirimkan ke wilayah tersebut di tengah pemboman dan pembunuhan Israel yang tiada henti.
Kementerian Kesehatan Gaza pada hari Minggu mengatakan setidaknya 35.984 orang telah terbunuh di wilayah tersebut sejak Oktober.
Jumlah korban tewas mencakup sedikitnya 81 orang dalam 24 jam terakhir, kata pernyataan kementerian, seraya menambahkan bahwa 80.643 orang lainnya terluka.
Dikutip dari Al Jazeera, pada hari Minggu (26/5/2024), seorang pejabat kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 58 orang telah terbunuh di seluruh wilayah dalam 24 jam terakhir, termasuk 10 anak yang berlindung di sebuah sekolah di Jabalia.
Di Rafah, pusat serangan militer terbaru Israel di Gaza selatan, setidaknya enam orang dari satu keluarga tewas dalam serangan Israel.
Mereka yang selamat dari serangan itu dibawa ke Rumah Sakit Kuwait, menurut kantor berita Wafa. Tidak jelas berapa banyak orang yang terluka.
Serangan terpisah Israel yang menargetkan pusat layanan wanita di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah juga menewaskan seorang anak dan enam orang lainnya.
Di Gaza utara, pasukan Israel bergerak maju ke Jabalia, mencoba mengambil alih kamp pengungsi terbesarnya.
Pertempuran di kamp tersebut meningkat dalam dua minggu terakhir, dengan Hamas pada hari Sabtu mengklaim telah menangkap beberapa tentara Israel selama pertempuran di Jabalia. Militer Israel menolak klaim tersebut. (*)