LIMA - Kantor jaksa agung Peru pada Senin mengajukan apa yang disebut pengaduan konstitusional terhadap Presiden Dina Boluarte dalam kasus yang melibatkan penggunaan jam tangan mewah, sebuah skandal nasional yang dapat berujung pada proses pencopotan.
Tuduhan resmi ini muncul ketika popularitas pemimpin tersebut merosot ke titik terendah menurut jajak pendapat.
Pengaduan tersebut menuduh Boluarte menerima suap. Jika Kongres mengambil tindakan, tuduhan tersebut dapat menyebabkan pemecatan Boluarte.
Perpolitikan Peru yang semakin bergejolak telah menuntut beberapa pendahulu Boluarte dalam beberapa tahun terakhir, dengan anggota parlemen sering kali memainkan peran utama dalam melancarkan proses pemecatan terhadap presiden negara Andean tersebut.
Boluarte, mantan wakil presiden, telah menghadapi pemeriksaan dan penggerebekan polisi atas penggunaan beberapa jam tangan Rolex dan perhiasan lainnya yang tampaknya bertentangan dengan gaji publiknya yang rendah.
Dia membantah melakukan kesalahan dalam kasus tersebut, dengan alasan bahwa barang mewah tersebut dipinjamkan kepadanya oleh gubernur setempat.
Pengaduan korupsi ini menandai pengaduan konstitusional kedua yang dihadapi Boluarte selama kurang dari dua tahun pemerintahannya.
November lalu, Jaksa Agung Peru mengajukan pengaduan terhadap presiden atas penanganannya terhadap kerusuhan sosial yang mematikan setelah pendahulunya digulingkan.
Pada akhir tahun 2022, Presiden saat itu Pedro Castillo mencoba membubarkan Kongres secara ilegal sebelum dilakukan pemungutan suara untuk mencopotnya dari jabatannya. Penggulingannya dan penangkapannya membuat negara itu dilanda kemarahan dan kadang-kadang protes keras selama berminggu-minggu yang merenggut sedikitnya 40 nyawa.