• Bisnis

PLN Cetak Laba Bersih Rp22 Triliun di Tahun 2023

Budi Wiryawan | Rabu, 29/05/2024 17:15 WIB
 PLN Cetak Laba Bersih Rp22 Triliun di Tahun 2023 Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo. (Foto: detik.com)

JAKARTA - Sepanjang tahun 2023, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sukses cetak laba bersih Rp22,07 triliun. Ini merupakan keberhasilan tiga tahun berturut sejak 2021.

"Capaian ini diperoleh atas perjuangan seluruh insan PLN yang menjalankan transformasi berbasis digital secara end to end. Mulai dari sistem pembangkit, transmisi, distribusi, pengadaan, sistem keuangan, sistem perencanaan (planning) hingga restrukturisasi organisasi dan pelayanan pelanggan, sehingga kini PLN menjadi makin lincah, unified (menyatu), kokoh dan trengginas (lincah dan trampil),” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Rabu (29/5/2024).

Besaran laba bersih ditopang oleh pendapatan usaha perseroan yang mencapai Rp487,38 triliun, atau meningkat Rp46,25 triliun dari 2022.

PLN juga berhasil menurunkan utang jangka panjang sekaligus jangka pendek sebesar Rp12,77 triliun.

"Torehan positif ini menjadi bukti bahwa PLN bukan hanya mampu merencanakan transformasi di level strategi, melainkan juga mampu mengeksekusinya hingga di level operasional," jelas Darmawan.

PLN berhasil membukukan penjualan tenaga listrik sebesar 288,44 terrawatt hour (TWh) atau bertumbuh 5,36% dari tahun 2022. Keberhasilan ini tak lepas dari inovasi-inovasi pemasaran melalui program intensifikasi yang meliputi promo tambah daya, akuisisi captive power dan kampanye electrifying lifestyle (gaya hidup kelistrikan) serta program ekstensifikasi yang meliputi pertanian dan perikanan elektrik (electrifying agriculture & marine), dedieselisasi dan infrastruktur kendaraan listrik.

Melalui beragam inovasi tersebut, PLN sukses meraih pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp333,19 triliun, meningkat Rp22,13 triliun dari 2022.

Peningkatan pendapatan diraih bukan hanya dari penjualan tenaga listrik, melainkan juga dari pengembangan usaha di luar sektor ketenagalistrikan atau beyond kWh.

“Cara pandang pengembangan bisnis yang dulunya stagnan dan backward looking (melihat ke belakang), sekarang menjadi lebih ekspansif, dinamis, dan forward looking (melihat ke depan),” jelas Darmawan.