JAKARTA - Bos Manchester City Khaldoon Al-Mubarak mengaku sangat frutasi dengan aturan baru Premier League dimana setiap klub harus melakukan transaksi melalui liga.
Aturan tentang Associated Praty Transaction (APT) atau Transaksi Pihak Terkait dinilai merugikan klub-klub lain. Ia menilai regulasi yang ditetapkan manajemen Premier League sangat mendisriminasikan klub.
"Tentu saja, ini membuat frustasi," kata Khaldoon dilansir dari BBC, Rabu (5/6/2024).
Aturan APT sendiri sejatinya dirancang untuk menjaga persaingan di liga agar lebih sehat. Hal ini juga mencegah klub-klub besar di Liga Inggris melanggar pertauran financial fairplay.
Hal itu memungkin semua klub di Liga Inggris harus melalui pihak ketiga jika ingin melakukan transaksi seperti transfer pemain. Pihak ketiga di sini adalah manajemen Premier League itu sendiri.
Menurut Khaldoon, regulasi terkait APT sebenarnya cara untuk menjegal pertumbuhan Manchester City. Ia beranggapan ada pihak atau klub yang tidak ingin melihat City berkembang.
Ia merasa City menjadi korban diskriminasi liga. Hal ini dikarenakan sengitnya persaingan di Liga Inggris.
"Liga Premier sampai di mana sekarang dengan menjadi liga yang paling kompetitif," ujarnya.
"Jadi, saya harap ada sedikit lebih sensibilitas dalam regulasi. Pendekatan seimbang adalah baik dari semua liga," lanjut Khaldoon.
Sejatinya, peraturan transaksi klub sudah diatur oleh FIFA dalam menerapkan sistem Financial Fairplay. Aturan tersebut bahkan sudah cukup menyulitkan klub dalam melakukan jual-beli pemain.
Khaldoon mengatakan, kondisi saat ini jauh lebih parah di Inggris. Setiap klub dalam melakukan transkasi harus melalui aturan ketat yang melibatkan pihak ketiga.
Ia yakin, pada bursa transfer musim panas ini regulasi APT akan diterapkan di Inggris. Kondisi itu membuatna frutasi.
"Telah ada banyak pembatasan yang ditetapkan pada pertukaran pemain dan pinjaman, sehingga bahkan sekarang jauh lebih dibatasi. "Itu akan tercermin, saya yakin, musim panas ini," pungkasnya.