Menkes Optimis Indonesia Bisa Lakukan Transplantasi

| Minggu, 09/06/2024 19:45 WIB
Menkes Optimis Indonesia Bisa Lakukan Transplantasi Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada acara Transplant Fest 2024, di Jakarta, Minggu (9/6/2024), mengaku optimistis bahwa tenaga kesehatan di Indonesia mampu melakukan transplantasi. (Foto Istimewa)

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) mengaku optimistis bahwa tenaga kesehatan di Indonesia mampu melakukan transplantasi. Yaitu, proses pemindahan organ, sel atau jaringan dari tubuh seseorang ke dalam tubuh seseorang yang mengalami kegagalan organ.

"Kita harus percaya pada bangsa sendiri, kita memiliki kualitas dokter yang sangat baik dan mampu melakukan transplantasi," ujar Menkes pada acara Transplant Fest 2024, di Jakarta, Minggu (9/6/2024).

Ia menyampaikan, hingga saat ini, pihaknya berupaya memajukan transplantasi di Indonesia. Di antaranya dengan membereskan data pasien transplan, serta mempermudah proses transplantasi di Indonesia melalui Undang-Undang (UU) Kesehatan.

"Kami melakukan upaya untuk kemajuan transplantasi di Indonesia, salah satunya membereskan data registry terkait pasien yang berpotensi atau segera membutuhkan transplan, seperti ginjal, kornea, dan hati," ujar Menkes.

Selain itu, kata Menkes, proses transplantasi organ di Indonesia saat ini menjadi lebih mudah berkat keberadaan UU Kesehatan yang disetujui oleh Komisi X DPR RI. Sehingga masyarakat yang memerlukan transplantasi kini bisa dilakukan di dalam negeri.

"Dengan adanya regulasi ini, sekarang terbuka kesempatan untuk melakukan transplantasi di Indonesia," ujarnya.

Upaya-upaya tersebut, kata Menkes, dilakukan agar ke depannya akan ada pemerataan sumber daya manusia (SDM) dan persebaran obat-obatan sesuai kebutuhan di setiap daerah. Selain itu, diharapkan mampu menambah jumlah rumah sakit di Indonesia yang mampu melakukan transplan.

Lebih lanjut, Menkes menuturkan, pihaknya telah menunjuk 17 rumah sakit pemerintah untuk mengembangkan transpalantasi organ, seperti ginjal, kornea, dan lain-lain.

"Undang-undang sudah diperbaiki, sehingga proses transpalantasi organ menjadi lebih mudah," kata Budi.

Menkes juga menyampaikan, pihaknya sedang menggandeng berbagai pihak, termasuk organisasi keagamaan untuk melakukan sosialisasi perihal transplantasi. Menurutnya, kolaborasi dengan organisasi agama penting agar pemahaman mendonorkan organ mendapatkan dukungan.

Saat ini obat-obatan terkait transplantasi belum lengkap di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menjadikan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai rumah sakit pengampu untuk mendapatkan obat-obatan tersebut.

"Kami juga sudah menyusun 17 rumah sakit yang bisa transplantasi, yaitu mulai dari ambil organnya maupun memasukkan organnya," kata Menkes.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan pentingnya upaya pencegahan, menjaga kesehatan agar masyarakat bisa terhindar dari penyakit yang memerlukan tindakan transplantasi.

"Meskipun saya yakin dengan kemajuan teknologi transplan kita sekarang, saya tetap ingin mengingatkan bahwa transplantasi itu tetap merupakan pilihan terakhir. Akan lebih baik jika kita menjaga kesehatan kita sebelum terlambat dan harus dilakukan tindakan," ujar Menkes.

Sementara itu, Ketua acara Transplant Fest 2024, dr. Gerhard Reinaldi Situmorang, mengatakan bahwa saat ini, Indonesia memiliki beberapa kemajuan terkait transplantasi. Kemajuan ini ditandai dengan makin bertambahnya jenis transplantasi.

"Sebelumnya hanya dapat dilakukan transplantasi organ, seperti ginjal dan hati, saat ini transplantasi sel dan jaringan pun dapat dilakukan di Indonesia. Selain itu, kemajuan ini juga melibatkan perkembangan usia pasien yang dapat ditransplantasikan," ujarnya.

Transplant Fest 2024 diselenggarakan serempak di berbagai kota di Indonesia, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Bali, Makassar, Manado, Medan, Padang, dan Palembang.

Dr. Gerhard menyebut acara ini bukan sekedar pertemuan, tetapi merupakan perayaan kehidupan, menjadi platform pendidikan, dan ajakan untuk memberi aksi nyata terkait permasalahan transplantasi di Indonesia.

"Di sini, para ahli berkumpul untuk berbagi wawasan, pengalaman, dan kemajuan mereka, serta menyoroti pentingnya donasi organ atau sel atau jaringan, dan transplantasi," ujarnya.