• Info MPR

HNW Sebut Indonesia Ingin Dijadikan Model dalam Membela Palestina

Agus Mughni Muttaqin | Jum'at, 14/06/2024 09:30 WIB
HNW Sebut Indonesia Ingin Dijadikan Model dalam Membela Palestina Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid atau HNW (tengah) menerima Delegasi Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid atau HNW menerima Delegasi Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina (Global Coalition for Quds and Palestine) di Ruang Kerja, Gedung Nusantara III Lantai 9 Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Dalam pertemuan itu, mereka menyampaikan kebanggaan, apresiasi, dan terima kasih kepada Indonesia baik pemerintah, parlemen, partai, Ormas, maupun warga negara Indonesia yang demikian luar biasa penuh dedikasi dan bersemangat terus membela Palestina dan menolak penjajahan Israel.

HNW menyebut Perwakilan Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina juga ingin bekerjasama dengan Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai model yang bisa dan perlu dicontoh oleh negara-negara lain dalam konsistensi membela Palestina.

"Mereka menyampaikan kebanggaan dan terimakasih kepada Indonesia yang membuat mereka merasa tidak sendirian. Mereka merasa punya sahabat yang sangat jauh dari segi geografis tetapi bangsa Indonesia ternyata sangat dekat dan sudah sangat lama membela Palestina," kata HNW.

HNW menuturkan bahwa perwakilan Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina ini melihat Indonesia sangat istiqomah dengan konstitusinya.

Konstitusi memberikan pijakan yang sangat kokoh sehingga pemerintah, partai-partai, parlemen, ormas-ormas, dan warga Indonesia demikian luar biasa penuh dedikasi dan bersemangat terus membela Palestina dan menolak penjajahan Israel.

Selain itu parlemen Indonesia dari dulu sampai sekarang, bahkan termasuk di berbagai forum parlemen dunia, juga membela kepentingan Palestina. Semua ini dilakukan dengan cara-cara  damai, tidak dengan cara-cara atau melakukan tindakan-tindakan yang dikategorikan sebagai radikalisme apalagi terorisme.

"Seperti aksi pada Minggu, 9 Juni kemarin di Jakarta, dan tempat lain diikuti massa dalam jumlah besar. Mereka sangat senang dan tersemangati, karena permasalahan Palestina tidak hanya dilihat oleh satu kelompok saja," ujar HNW.

HNW mengatakan, masalah Palestina bukan hanya masalah satu agama saja, tetapi sudah menjadi masalah kemanusiaan. Ini mendorong semua pihak yang mencintai kemanusiaan untuk membela Palestina, membela Gaza.

"Karenanya mereka ingin bekerjasama dengan Indonesia dan menjadikan apa yang dilakukan Indonesia sebagai model yang bisa dicontoh dan perlu dicontoh oleh negara-negara yang lain dalam membela Palestina," katanya.

"Yaitu basisnya adalah kemanusiaan, kedamaian, konsistensi kepada nilai-nilai yang telah disepakati bersama, dalam hal ini kemerdekaan Palestina dan menolak penjajahan Israel, dan melibatkan bukan hanya satu komunitas saja, atau komunitas agama tertentu saja, tetapi diikuti oleh seluruh komunitas yang ada di kawasan sekitar kita," kata HNW menambahkan.

Lebih lanjut, HNW menuturkan bahwa pada Jumat siang (14/6/2024) Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina rencananya akan menandatangani MoU atau kerjasama dengan Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina.

Dalam pertemuan itu HNW menyampaikan bahwa konstitusi Indonesia pada alinea pertama dengan tegas menyebutkan sikap Indonesia yang mendukung perjuangan kemerdekaan dan menolak segala bentuk penjajahan. Inilah yang menjadi rujukan bagi setiap kepala negara di Indonesia.

HNW menyambut baik harapan dan kepercayaan dari Koalisi Global Bela Masjid Al Aqsha dan Palestina terhadap Indonesia.  "Penting Indonesia dapat menjawabnya secara positif dan konstruktif,” ujarnya.

Sementera itu, perwakilan Koalisi Internasional Bela Masjid Al Aqsa dan Palestina, Ahmed Alatawna, menuturkan bahwa setelah peristiwa 7 Oktober 2023, dukungan kepada Palestina semakin meluas.

Menurutnya, apa yang dilakukan dan diopinikan oleh Israel selama ini ternyata adalah kebohongan dan pemutarbalikan fakta, termasuk dalih upaya normalisasi dengan Israel adalah untuk membantu perjuangan Palestina.

"Peristiwa 7 Oktober 2023 membuka topeng bahwa itu semuanya adalah kebohongan. Itu semua adalah sandiwara," ujar Ahmed Alatawna.

Ia meniai itu semua adalah tidak benar, karena nyatanya semakin banyak negara melakukan normalisasi hubungan dengan Israel, namun Israel bukan semakin membuka ruang untuk kemerdekaan Palestina.

"Tetapi [Israel] malah semakin brutal dengan melakukan tindakan-tindakan yang makin memperluas penjajahan bahkan genosida terhadap warga Palestina. Sehingga Israel sudah mendapat hukuman dari Mahkamah Internasional," ujar Ahmed Alatawna.