SURABAYA – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Dinas Pangan di Provinsi dan Kabupaten/Kota selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) secara intensif melaksanakan penjaminan keamanan pangan segar di peredaran. Selain pangan terkemas, banyak pangan segar yang diedarkan dalam kondisi curah, dimana sebagian besar didistribusi dan diperjualbelikan di pasar rakyat.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan, pengawasan secara berkala menjadi keharusan dalam memastikan pangan yang beredar aman.
"Untuk itu, penting dalam menjamin keamanan pangan segar curah di pasar rakyat atau yang disebut dengan Pasar Pangan Segar Aman (Pas Aman). Sampai dengan saat ini, Pas Aman telah diluncurkan pada 68 lokasi di 20 provinsi," ujar Arief pada saat mengunjungi Pasar Nambangan, Surabaya, Sabtu (22/6/2024).
Arief mengatakan, selama ini Badan Pangan Nasional bersama Dinas Pangan telah menyiapkan mobil laboratorium keliling untuk mengecek keamanan pangan dengan rapid tes kit yang dapat mendeteksi kandungan pestisida, boraks, dan beberapa zat yang tidak diperkenankan untuk pangan segar.
“Dan juga tadi sama-sama kita sudah lihat bagaimana cara rapid test keamanan pangan dilakukan. Sampai dengan saat ini, 17 unit mobil Laboratorium Keliling digunakan untuk mendukung operasional kegiatan OKKP, baik di pusat maupun daerah, dalam melaksanakan pengawasan keamanan pangan segar di post market,” ungkapnya.
Selain ketersediaan pangan, Arief pun menekankan pentingnya memperhatikan keamanan pangan. Melalui Program Pas Aman, ia meyakini jika pangan yang beredar terjamin keamanannya, maka konsumsi masyarakat akan semakin baik kualitasnya. Pedagang dan pemasok makin besar keuntungannya dan para pelaku usaha semakin paham dan peduli akan pentingnya melaksanakan pengawasan keamanan pangan.
Senada dengan Arief, Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan bahwa sudah saatnya kita lebih memperhatikan sisi keamanan pangan dengan memastikan bahan pangan tidak mengandung pestisida berlebihan atau formalin.
“Mobil lab keliling dapat melakukan tes bahan pangan dalam sekejap kandungan pestisida dan formalin yang berlebih, yang pada akhirnya ada budaya dari penjual maupun pembeli untuk lebih ‘trust’ bahwa ini sudah hasil uji lab secara rutin,” tegasnya.
“Kalau terjadi sesuatu tidak normal (seperti) mengandung pestisida berlebihan, maka kita akan cari sumbernya atau mekanismenya dari distribusinya yang memang bermasalah, ini bagian pentingnya,” tambah Adhy.
Kunjungan kerja hari ini juga diikuti oleh Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto, Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Bobby Soemiarsono beserta, Wakil Walikota Surabaya Armuji, dan Perum Bulog Surabaya.