PENAJAM - Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur mengalami bencana banjir yang signifikan akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut pada Senin, (24/6/2024).
Hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terjadi mulai pukul 21.00 WITA hingga 05.00 WITA di daerah Kecamatan Sepaku.
Akibatnya, air sungai atau drainase meluap dan menyebabkan naiknya tinggi muka air di area rendah serta bantaran sungai dekat pemukiman warga.
Wilayah terdampak meliputi Desa Karang Jinawi, Suka Raja, Bukit Raya, dan Kelurahan Bukit Raya di Kecamatan Sepaku.
Kapusdatin BNPB Abdul Muhari mengatakan. dampak banjir menyebabkan sebanyak 331 keluarga atau sekitar 1.216 jiwa terdampak. Lebih dari 316 unit rumah dilaporkan tergenang air dengan ketinggian mencapai 50 hingga 150 cm. Meskipun kerugian materiil cukup besar, tidak ada laporan korban jiwa dalam kejadian ini.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara dan tim gabungan segera merespons dengan mengerahkan tim darurat untuk melakukan evakuasi dan penanganan darurat," kata Abdul Muhari.
Tim BPBD bekerja keras untuk melakukan pendataan terhadap wilayah yang terdampak dan melakukan penyedotan dan pemompaan air untuk mengurangi debit air di daerah terdampak. Upaya ini diiringi dengan penyemprotan sisa lumpur yang tersebar di sejumlah titik lokasi kejadian banjir.
Evakuasi masyarakat dan harta benda telah dilakukan secara intensif untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga. Sementara itu, di Kecamatan Sepaku, telah didirikan posko bersama sebagai pusat koordinasi untuk memantau dan mengkoordinasikan segala kebutuhan mendesak.
Pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban banjir menjadi prioritas utama. Diantaranya, penyediaan makan siang oleh Dinas Sosial, makan malam oleh Balai Wilayah Sungai, serta kebutuhan air bersih yang disupport oleh PT. IHM, Manggala Agni Daops Paser, dan PDAM.
Pihak perbankan juga turut serta dalam menyediakan makanan pagi dan siang bagi korban banjir, sedangkan kebutuhan air bersih ditangani oleh tim Kementerian PUPR. Untuk memastikan kondisi kesehatan masyarakat terdampak, Kementerian Kesehatan melakukan visit langsung ke warga.
Saat ini, tinggi muka air di wilayah terdampak sudah mulai surut, dan tidak ada lagi genangan air yang mengancam keamanan masyarakat. BPBD terus memantau kondisi cuaca dan siaga menghadapi potensi dampak lebih lanjut dari perubahan cuaca yang ekstrem.
Sebagai langkah proaktif untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang. BNPB mengimbau kepada Pemerintah daerah dan masyarakat secara rutin melakukan pembersihan saluran drainase dan sungai guna memastikan aliran air yang lancar dan mengurangi kemungkinan terjadinya genangan air saat curah hujan tinggi.
"Langkah ini diharapkan dapat membantu masyarakat di wilayah tersebut menghadapi bencana alam dengan lebih siap dan aman," kata Abdul Muhari.