Kemendes Gelar Security Awareness Data Desa

Budi Wiryawan | Kamis, 27/06/2024 16:25 WIB
Kemendes Gelar Security Awareness Data Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar Webinar Security Awareness Data Desa (Foto: Humas Kemendes PDTT)

JAKARTA - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menggelar Webinar "Security Awareness Data Desa" dan Launching Integrasi Manajemen Peringatan Dini dan Anomali Lalu Lintas Keamanan Data Informasi (IMPL!KA) di Jakarta, Kamis (27/6/2024).

IMPL!KA merupakan proyek transformasi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendes PDTT yang bertujuan untuk mencegah kebocoran data individu maupun instansi pemerintah desa setempat, serta meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga keamanan data.

Langkah tersebut penting dilakukan, agar mampu mereformasi pelayanan publik ke arah digital dalam mempercepat dan memudahkan pelayanan.

Sehingga berdampak positif bagi meningkatnya kepercayaan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

"Dengan adanya IMPL!KA, kami berharap layanan data dan informasi desa dapat ditingkatkan keamanannya dan dimitigasi sejak dini sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam menggunakan layanan data dan informasi Kementerian Desa PDTT," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Theresia Jundar.

Theresia menjelaskan, disadari atau tidak, privasi data telah menjadi isu yang semakin penting dan relevan. Seiring dengan kemajuan teknologi yang kian pesat, masyarakat telah menjadi semakin tergantung pada penggunaan perangkat digital dan internet untuk mempercepat kegiatan sehari-hari.

Oleh karena itu, Theresia mengajak seluruh masyarakat dan instansi desa terkait saling berbagi pengetahuan dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga data privasi.

Hal itu untuk menghindari ancaman kejahatan dunia maya termasuk Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO).

Di sisi lain, untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Perlindungan data tidak hanya menjadi kewajiban individu, tapi menjadi tugas bersama. Kerja sama, koordinasi, dan kesadaran kolektif adalah kunci dalam memastikan data yang kita miliki tetap aman dan terlindungi," ujar Theresia.

"Dengan kerja sama dan komitmen untuk melindungi data, khususnya data desa, mari kita jadikan perlindungan data sebagai prioritas utama dalam setiap langkah yang kita ambil," sambungnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Pusat Informasi (BPI) Kemendes PDTT, Ivanovich Agusta menyampaikan desa sejauh ini miliki kemajuan yang pesat, khususnya sejak digulirkan Dana Desa sejak tahun 2015.

Hal itu membuat kebutuhan statistik desa semakin tinggi. Sehingga, kata Ivanovich, konsep yang digagas Kapus Datin beserta stafnya sangat diperlukan sebagai benteng terhadap data desa.

"Yang dilakukan oleh Kapus Datin beserta staf saat ini, pada tataran sebelum kejadian (diretas). Makanya keamanan ini sangatlah penting. Dan relevan dengan lalu lintas data di desa yang saat ini cukup tinggi," ujar Ivanovich.

Dia menyebut, dalam praktiknya, jika dalam data desa ditemukan serangan siber, maka IMPL!KA akan memberikan peringatan dini untuk melakukan keamanan secara otomatis.

Lebih lanjut, Ivanovich menegaskan, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk pemerintah membangun satu big data yang holistik, akurat, dan presisi dimulai dari desa. Tidak lagi menggunakan data sektoral, dengan lebih menekankan pada pembangunan manusia, bukan pembangunan prasarana.

"Karenanya, jika ada data yang di dalamnya di luar kebiasaan, atau yang disebut dengan anomali lalu lintas data, atau ada gangguan, maka akan ada peringatan dini yang disitu untuk melindungi keamanan data," kata Ivanovich.

Dalam webinar ini hadir dua narasumber secara daring, Andi Yusuf Direktur Operasi Keamanan Siber Deputi II Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Widyaiswara Ahli Utama Lembaga Administrasi Negara (LAN), Brisma Renaldi.