• News

Ikut Bertemu Presiden Israel, Dosen Unusia Bakal Jalani Sidang Etik

Eko Budhiarto | Senin, 15/07/2024 20:24 WIB
Ikut Bertemu Presiden Israel, Dosen Unusia Bakal Jalani Sidang Etik Viral foto pertemuan lima pemuda NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog. (foto:NUOnline/istimewa)

JAKARTA - Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) akan melakukan sidang etik kepada salah satu dosennya, Zainul Maarif. Zainul menjadi salah satu dari lima warga Nahdlatul Ulama (nahdiyin) yang mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog.

"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia Dwi Putri melalui keterangan di Jakarta, Senin (15/7/2024.

Dwi menjelaskan sidang etik akan dilakukan, mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut.

Ia menegaskan pihaknya mendukung secara penuh kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih terus berlangsung.

Dwi juga menekankan kunjungan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya terhadap Unusia sebagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

"Pertemuan saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apapun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak lima orang nahdiyin  mengunjungi Presiden Israel Isaac Herzog dan fotonya viral di media sosial, di mana Zainul Maarif menjadi salah satu di antaranya.

Tidak hanya sidang etik dari Unusia untuk Zainul, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf juga telah menyatakan pihaknya akan memanggil kelima orang tersebut.

"Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang, dan siapa yang memberangkatkan, serta hal-hal prinsip lainnya," ujarnya.

Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi, kata Saifullah, maka bukan tidak mungkin kelima orang itu akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau badan otonom PBNU.