JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak Komunitas untuk bergotong royong membangun pendidikan.
Direktur Sekolah Menengah Atas Kemendikbudristek, Winner Jihad Akbar, menyampaikan bahwa komunitas pendidikan berperan sebagai penghubung dalam menyebarkan program dan kebijakan Kemendikbudristek.
“Komunitas telah menyambungkan pemerintah dengan masyarakat, ini menjadi bukti bahwa tri sentra pendidikan benar-benar terjadi, karena pendidikan di keluarga harus sinkron dengan sekolah dan masyarakat,” ujar Jihad pada kegiatan Kumpul Komunitas dalam rangka Komunikasi Program Prioritas Ditjen PDM Gelombang 2 di Bekasi, Senin (22/7).
Kemendikbudristek, kata Jihad, tidak dapat berjalan sendiri dalam melaksanakan beberapa visi Program Merdeka Belajar seperti membentuk sekolah yang menyenangkan, siswa yang berdaya dan terlibat aktif, pelatihan guru berdasarkan praktik, guru sebagai perancang kurikulum, dan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
“Sekolah yang menyenangkan adalah sekolah yang dicita-citakan, yaitu sekolah yang menumbuhkan kompetensi dan karakter semua murid menjadi pembelajar sepanjang hayat sesuai nilai-nilai Pancasila,” imbuh Jihad.
Agar mencapai kompetensi dan karakter murid yang diharapkan, ada lima kemampuan yang harus dimiliki oleh sekolah, yaitu 1) pembelajaran yang bermakna; 2) pendidik yang terbiasa melakukan refleksi diri dan mau terus belajar.
Kemudian, iklim lingkungan belajar yang aman dan inklusif; 4) pengelolaan sumber daya sekolah yang sesuai kebutuhan dan dilakukan secara partisipatif, transparan, dan akuntabel; serta 5) kepemimpinan untuk perbaikan layanan yang berkelanjutan.
“Sekolah yang kita cita-citakan dapat diwujudkan dengan melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid, pendidik yang reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi, iklim sekolah yang aman, inklusif, dan merayakan kebinekaan, serta kepemimpinan untuk perbaikan layanan berkelanjutan,” kata Jihad.
Untuk mewujudkannya, Jihad mengajak komunitas terus bergotong royong melanjutkan gerakan Merdeka Belajar. “Mari sama-sama kita berkolaborasi dalam mewujudkan sekolah yang dicita-citakan untuk menghasilkan generasi emas di tahun 2045,” ajak Jihad.
Dalam kesempatan yang sama, pengurus komunitas Sidina, Leny Vinisah turut mendukung program Merdeka Belajar khususnya dalam menciptakan sekolah yang dicita-citakan, yaitu menciptakan anak-anak yang bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Sebagai komunitas Ibu Penggerak, komunitas Sidina melakukan pendekatan yang dimulai dari orang tua, yaitu ibu yang memberikan contoh terlebih dahulu sebagai pembelajar sepanjang hayat,” ujar Leny.
Untuk mendukung program sekolah yang dicita-citakan, Sidina Community telah melakukan beberapa program yang dilakukan rutin seperti memberikan pelatihan ibu penggerak untuk orang tua dengan materi seputar Pelajar Pancasila, Kurikulum Merdeka, serta Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).
Selain itu, kata Leny, komunitas Sidina juga telah mempunyai fasilitator Ibu Penggerak yang bergerak langsung dalam menyosialisasikan Merdeka Belajar kepada para orang tua dan siswa.
“Hingga kini, kegiatan rutin kami telah menjangkau ratusan sekolah. Semoga Kemendikbudristek bisa membantu kami dalam memberikan akses untuk terus membantu melanjutkan Merdeka Belajar,” katanya.