• News

Prancis Tangkap Orang Rusia yang Dicurigai Berencana Ganggu Stabilitas Olimpiade

Yati Maulana | Kamis, 25/07/2024 06:06 WIB
Prancis Tangkap Orang Rusia yang Dicurigai Berencana Ganggu Stabilitas Olimpiade Cincin Olimpiade dipajang di Menara Eiffel menjelang acara Olimpiade Paris 2024, di Paris, Prancis, 22 Juli 2024. REUTERS

PARIS - Polisi Prancis telah menangkap seorang pria Rusia yang dicurigai berencana mengganggu stabilitas Olimpiade, kata kantor kejaksaan Paris pada Rabu, hanya beberapa hari sebelum Olimpiade dimulai.

Pria berusia 40 tahun itu ditahan pada hari Selasa setelah polisi menggerebek rumahnya atas permintaan Kementerian Dalam Negeri, kata kantor kejaksaan dalam sebuah pernyataan.

Bukti yang ditemukan di rumahnya menimbulkan “kekhawatiran akan niatnya untuk menyelenggarakan acara yang mungkin menyebabkan destabilisasi selama Olimpiade,” katanya.

Hubungan antara Prancis dan Rusia telah memburuk selama berbulan-bulan karena Presiden Emmanuel Macron merupakan pengkritik utama invasi Moskow ke Ukraina dan pendukung kuat pemerintah Kyiv.

Pihak berwenang Perancis telah berulang kali menandai dugaan kampanye disinformasi Rusia, sementara Rusia telah menangkap seorang peneliti Perancis di negara tersebut atas tuduhan spionase.

Pria yang ditangkap telah ditempatkan dalam tahanan pra-sidang dan bisa menghadapi hukuman hingga 30 tahun penjara, kata pernyataan itu.

Kedutaan Besar Rusia di Paris menyatakan belum menerima pemberitahuan resmi mengenai penahanan tersebut.
“Kami secara proaktif meminta klarifikasi dari mereka. Kami akan mencari reaksinya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Olimpiade dimulai pada hari Jumat dengan upacara pembukaan yang spektakuler namun penuh logistik di sepanjang Sungai Seine.
Prancis telah melancarkan operasi keamanan terbesarnya untuk menjaga Olimpiade, yang berlangsung dengan latar belakang perang di Ukraina dan Gaza.

Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin, berbicara dalam sebuah wawancara radio, mengatakan pria Rusia itu diduga merencanakan “destabilisasi,” yang dapat berupa disinformasi atau jenis serangan lainnya.

Le Monde, mengutip beberapa badan intelijen Eropa, mengatakan pihak berwenang telah menemukan kartu identitas pada pria Rusia tersebut yang menunjukkan bahwa dia bekerja untuk sebuah unit di bawah komando Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).

Bulan lalu, polisi Prancis menangkap seorang pria Ukraina-Rusia berusia 26 tahun setelah dia meledakkan dirinya dengan bahan peledak di sebuah kamar hotel di utara Paris. Dia sedang diselidiki oleh agen mata-mata domestik Perancis atas dugaan partisipasi dalam konspirasi teroris dan rencana bom.

Pada bulan Juni juga, Rusia menangkap peneliti Perancis Laurent Vinatier karena diduga gagal mendaftar sebagai agen asing saat mengumpulkan informasi tentang militer Rusia.

Dia adalah bagian dari daftar warga negara asing yang ditahan di Rusia yang terjebak dalam krisis hubungan antara Rusia dan Barat selama perang Ukraina.