WASHINGTON - Israel mempersulit kesepakatan akhir untuk menghentikan pertempuran selama sembilan bulan yang telah menghancurkan Gaza. Menurut seorang pejabat Barat dan seorang Palestina serta dua sumber Mesir, Israel mengupayakan perubahan pada rencana gencatan senjata Gaza.
Padahal pejabat AS telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa kesepakatan sudah dekat tetapi rintangan masih ada. Pejabat Israel menyampaikan tuntutan mereka akan mekanisme pemeriksaan warga sipil yang kembali ke wilayah utara Gaza pada sesi negosiasi terakhir di Kairo awal bulan ini, kata sumber Barat dan Mesir. Hal ini "tidak diharapkan," kata pejabat Barat tersebut.
Israel khawatir bukan hanya tentang pejuang Hamas yang kembali ke wilayah utara, tetapi juga "para agen" di antara warga sipil yang memberikan dukungan rahasia kepada kelompok yang memerintah Gaza, kata pejabat tersebut.
Israel, kata pejabat tersebut dan tiga sumber lainnya, juga menolak untuk menarik pasukan mereka dari sebidang tanah sepanjang sembilan mil (14 km) di sepanjang perbatasan dengan Mesir yang disebut oleh Israel sebagai koridor Philadelphia.
Pasukan Pertahanan Israel merebut jalur tersebut pada bulan Mei, dengan mengatakan bahwa jalur strategis tersebut menjadi tempat penyelundupan terowongan melalui gh yang Hamas telah menerima senjata dan perlengkapan lainnya.
Mesir mengatakan telah menghancurkan jaringan terowongan menuju Gaza beberapa tahun lalu dan menciptakan zona penyangga dan benteng perbatasan yang mencegah penyelundupan.
Beberapa hari terakhir telah terlihat upaya untuk "mengatasi" masalah itu, baik melalui penarikan Israel "atau mungkin ada beberapa pemahaman tentang bagaimana hal itu dikelola," kata pejabat Barat, yang tidak menjelaskan lebih lanjut.
Seorang pejabat senior pemerintahan Biden, yang memberi pengarahan kepada wartawan pada hari Rabu menjelang pertemuan Netanyahu dengan presiden AS, mengatakan mereka berada dalam tahap akhir untuk mengamankan kesepakatan.
“Ada beberapa hal yang kami butuhkan dari Hamas, dan ada beberapa hal yang kami butuhkan dari pihak Israel. Dan saya pikir Anda akan melihat hal itu terjadi di sini selama minggu mendatang," kata pejabat itu.
Di antara hal-hal yang dibutuhkan dari Hamas adalah "para sandera yang akan keluar," pejabat itu menambahkan tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menolak pernyataan itu, dengan mengatakan, "Pemerintah AS berusaha menutupi tindakan Netanyahu yang merusak kesepakatan itu dengan mengatakan ada hal-hal yang dituntut dari kedua belah pihak. Ini tidak benar."